Menuju konten utama

Menambang Emas dari Perangkat Elektronik Kita

Perangkat elektronik seperti ponsel mengandung berbagai logam berharga, emas salah satunya.

Menambang Emas dari Perangkat Elektronik Kita
Pekerja memilah logam limbah barang elektronik untuk diadur ulang di Jakarta, Jumat (11/11). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pd/16

tirto.id - Orang masa kini menggunakan cukup banyak perangkat elektronik, mulai dari smartphone, TV, kulkas, mesin cuci, hingga kipas angin. Perangkat-perangkat elektronik tersebut memiliki umur operasional. Smartphone misalnya, rata-rata hanya 26 bulan masa pakai. Setelah 26 bulan, smartphone biasanya akan menjadi sampah elektronik, yang jika tidak diolah dengan benar bisa membahayakan lingkungan.

Roff Widmer dalam jurnal berjudul “Global Perspectives on E-Waste” menyatakan bahwa setiap tahun, Cina menghasilkan 4 juta unit sampah PC. Sementara itu, di seluruh dunia antara 1994 hingga 2003, dihasilkan 500 juta unit sampah PC. Jumlah itu menyumbang lebih dari 2,8 juta ton limbah plastik, 718 ribu ton limbah timbal, 1.363 ton limbah kadmium, serta 287 ton merkuri. Sialnya, jumlah tersebut baru disumbang melalui PC saja, belum termasuk perangkat elektronik lainnya.

Limbah-limbah yang dihasilkan sampah elektronik mengotori lingkungan. Di seluruh dunia, kandungan logam berat yang ada di tempat pembuangan 40 persen berasal dari sampah elektronik. Widmer memaparkan bahwa sampah elektronik mengandung 1.000 substansi kimia yang berbeda-beda. Mayoritas dari substansi tersebut beracun yang berdampak pada kesehatan.

Christian Hageluken dalam jurnalnya berjudul “Recycling of gold from electronics: Cost-effective use through ‘Design for Recycling’” menyatakan setidaknya ada 5 varian substansi yang ada dalam perangkat elektronik. Kelima substansi itu ialah substansi metal berharga, substansi metal khusus, substansi beracun, substansi halogen, dan substansi “lainnya”, semisal plastik.

Dari sekian substansi tersebut, metal berharga dan metal khusus bila diolah dengan baik akan memiliki nilai ekonomis antara lain perak, paladium, platina, rutenium, dan emas. Substansi lainnya bisa berbahaya bagi lingkungan apalagi tak dikelola dengan baik.

Paul Goodman dalam jurnal berjudul “Current and Future Uses of Gold in Electronics” menyatakan bahwa dalam perangkat elektronik, unsur logam emas digunakan sebagai bahan electroplating atau proses pelapisan logam. Fungsi ini terutama digunakan pada bagian konektor dan kontak pada papan sirkuit suatu perangkat elektronik. Hal ini dilakukan karena emas merupakan konduktor elektrik yang baik, terutama bagi perangkat bertegangan rendah dan arus rendah.

Selain itu, pemanfaatan emas pada perangkat elektronik dilakukan terutama karena emas memiliki daya tahan yang kuat terhadap karat atau korosi. Serta, bila mencampur emas dengan sejumlah kecil nikel atau kobalt, mampu menghasilkan konduktor elektrik yang memiliki ketahanan kuat.

Berapa banyak kandungan emas dalam ponsel yang kita genggam sehari-hari? Untuk mendapatkan angka pasti memang begitu relatif, dalam laporan Wired, satu unit ponsel rata-rata diperkirakan mengandung 0,2 gram emas. Pada ponsel, emas umumnya terkandung dalam kartu SIM, papan logic, dan komponen-komponen yang ada di balik layar LCD.

infografik emas di perangkat elektronik

Sementara itu, World Gold Council, sebagaimana diberitakan Business Insider, menyatakan bahwa kandungan emas dalam ponsel berbeda dibandingkan angka yang dipaparkan Wired. Dalam satu unit ponsel, World Gold Council menyatakan terdapat 50 miligram emas.

Hageluken menyatakan bahwa terdapat 300 hingga 350 gram emas untuk per ton ponsel. Selain itu, terdapat 200 hingga 250 gram emas di setiap satu ton papan sirkuit komputer.

Angka yang cukup besar itu, menurut Hageluken, tercipta karena industri elektronik dunia rata-rata menggunakan lebih dari 300 ton emas setiap tahun untuk berbagai keperluan di dalam perangkat elektronik yang dibuat. Angka tersebut setara dengan 12 persen emas yang ditambang di seluruh dunia.

Emas dalam perangkat elektronik mesti “ditambang” untuk dapat diperoleh. Tentu, menambang emas di perangkat elektronik berbeda dibandingkan menambang emas di pertambangan seperti yang dilakukan oleh Freeport di Papua. Dalam Instructables, layanan how-to di dunia maya, setidaknya dibutuhkan 2 bahan kimia untuk dapat mengekstraksi emas di perangkat elektronik.

Kedua bahan kimia itu antara lain asam klorida, yang umumnya terdapat dalam cairan pembersih, dan hidrogen periksoda yang umumnya ditemukan pada cairan antiseptik. Bahan kimia ini digunakan selepas memilah-milah menjadi bagian kecil dari perangkat elektronik yang hendak dilucuti emasnya.

Selain kedua bahan kimia itu, borak adalah bahan kimia lainnya yang mesti disiapkan. Ini terutama berguna untuk melelehkan emas yang telah berhasil diambil. Borak digunakan dengan terlebih dahulu dipanaskan bersama-sama dengan emas yang hendak dilelehkan.

Josehf Lloyd Murchinson, sosok yang memperoleh uang sekitar $1.600 atas pekerjaannya menambang emas di perangkat elektronik selama tiga bulan, menyatakan bahwa menambang emas di perangkat elektronik mudah.

“Mengejutkannya, pemulihan emas menggunakan bahan kimia hampir tak membutuhkan keterampilan,” katanya pada Wired.

Secara umum emas yang dihasilkan dari perangkat elektronik merupakan bagian dari daur-ulang. Mengutip laporan The Boston Consulting Group berjudul “The Ups and Downs of Gold Recycling” sebanyak 26 persen emas dunia dihasilkan melalui proses daur-ulang.

Angka emas yang dihasilkan secara daur-ulang fluktuatif. Puncaknya terjadi di 2009 lalu. Pada tahun tersebut, ada 42 persen emas yang diproduksi dihasilkan melalui proses daur-ulang. Pada 2014, emas yang dihasilkan dari limbah elektronik sukses dikumpulkan sebanyak 0,5 kiloton. Setara dengan uang senilai €18,8 miliar.

Baca juga artikel terkait SMARTPHONE atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin & Suhendra
Penulis: Ahmad Zaenudin