Menuju konten utama

Membaca Arah Duet Grab dengan Honda

Perusahaan-perusahaan layanan transportasi berbasis aplikasi sedang berlomba menjadi yang nomor satu di kawasan. Langkah strategis Grab yang merangkul Honda jadi pijakan mereka memenangkan persaingan.

Membaca Arah Duet Grab dengan Honda
Seorang pengemudi ojek online "Grab Bike" mengenakan seragam baru berwarna emas saat akan menjemput penumpang di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (30/11). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

tirto.id - Pada Senin 12 Desember 2016, Grab mengumumkan menggandeng Honda Motor Co. Ltd sebagai investor strategis mereka. Masuknya Honda ke Grab menambah kekuatan platform bisnis mereka yang saling melengkapi.

Penandatanganan perjanjian kerja sama antara Grab dan Honda untuk mengembangkan teknologi ride sharing dan menggelar program edukasi untuk pengemudi. Pelatihan ini terkait mengemudi dengan aman dan untuk menjawab persoalan kemacetan perkotaan di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia.

”Kami menyambut baik Honda sebagai salah satu pemegang saham dan mitra utama atas solusi mobilitas yang inovatif untuk jangka panjang seiring dengan upaya kami untuk mendorong kemajuan Asia Tenggara,” kata President Grab Ming Maa dikutip dari situs resmi Grab.

Dalam beberapa bulan terakhir Grab memang tengah berupaya melakukan ekspansi pada layanan mereka di kawasan. Grab telah mendapatkan jaminan suntikan dana segar dari investor hingga akhir tahun.

Awal Desember lalu, Grab mengumumkan kerja sama strategis dengan Tokyo Century Corporation, salah satu perusahaan penyedia layanan finansial terdepan di Jepang. Dua perusahaan ini berkolaborasi dalam penyewaan kendaraan baru untuk para mitra pengemudi GrabCar di enam negara yang menjadi jajahan Grab.

Perusahaan layanan transportasi berbasis aplikasi ini telah membuka layanan penyewaan kendaraan pribadi, motor, taksi, serta layanan carpooling di 6 negara dan 34 kota di Asia Tenggara, antaralain Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Dua bulan sebelumnya, Grab juga mendapat suntikan dana sebesar $750 juta dari Softbank. Dana tambahan ini tentu mengangkat nilai perusahaan Grab menjadi $3 miliar. Tambahan dana dari investor ini menempatkan Grab sebagai startup berbasis teknologi dengan pendanaan terbaik di Asia Tenggara.

Melihat dari langkah-langkah strategis Grab, jelas sekali mereka sedang menggenjot pasar potensial di Asia Tenggara. Indonesia yang pasti menjadi salah satu sasaran utamanya.

Infografik Ekspansi Grab di Indonesia

Potensi Pasar Gemuk

Asia Tenggara merupakan pasar yang sangat menarik bagi startup seperti Grab. Pasar Asia Tenggara mewadahi 620 juta konsumen potensial, karena ditopang dengan pertumbuhan pesat kelas menengah, termasuk menggeliatnya penggunaan ponsel pintar.

Pangsa pasar online ride di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh hingga lima kali lipat dari $2,5 miliar pada 2015 menjadi $13,1 miliar pada 2025. Jumlah pengendara aktif juga tumbuh empat kali lipat dari 2015. Kuncian utama dari pasar yang besar ini pastinya adalah Indonesia.

Pasar Indonesia memang sangat potensial. Indonesia merupakan negara keempat terbesar populasi dunia, dengan total penduduk lebih dari 250 juta jiwa, setara dengan sepertiga penduduk Asia Tenggara.

Selain punya keunggulan pasar yang besar, Indonesia juga memiliki 88,1 juta pengguna internet aktif. Selebihnya, ada sekitar 36 persen dari penduduk Indonesia yang memiliki ponsel pintar dan terus meningkat setiap tahun. Grab memperkirakan potensi pasar Indonesia bisa mencapai $15 miliar.

Untuk menguasai pasar utama, Grab berusaha merebut pengaruh pasar di Jakarta. Buktinya, tambahan dana untuk Grab pada September dipakai untuk diversifikasi, intensitas, dan efisiensi layanan di Jakarta dan pengembangan GrabPay. Di ibu kota Indonesia ini sedang digandrungi layanan ojek, penyewaan mobil pribadi, dan pemesanan taksi online. Catatan Grab, ada lebih dari satu juta pemesanan layanan GrabBike per minggu, khusus di Jakarta saja.

Pangsa pasar penyewaan kendaraan pribadi Grab di Indonesia tahun lalu tumbuh melebihi 50 persen. Grab juga terus berekspansi ke luar Jakarta. Grab sudah mencantumkan Kota Padang, Surabaya, Denpasar, Bandung, Medan, dan Makassar sebagai wilayah operasionalnya. Perluasan sayap bisnis ini tentu tak mulus, karena para kompetitor siap menanti.

Grab bukan satu-satunya yang menikmati pasar gemuk Indonesia. Salah satu rivalnya yakni Gojek juga mendapat suntikan dana yang tak kalah besar, hingga $550 juta dari KKR & Co., dan Warburg Pincus. Persis seperti Grab, Gojek juga menggunakan dana segar mereka untuk menancapkan kukunya lebih dalam lagi di Indonesia.

Selain Gojek dan Grab, rival lainnya Uber pada Juni 2016 juga meraih tambahan dana baru sebesar $3,5 miliar dari Public Investment Fund Arab Saudi. Dengan tambahan uang itu, posisi Uber menempati kapitalisasi pasar tertinggi hingga $67,5 miliar.

Grab memang harus melakukan berbagai inovasi untuk menguasai pasar Indonesia di tengah para pesaing mereka yang juga melakukan hal sama. Langkah kerjasama Grab dengan Honda sebagai jurus jitu Grab untuk keluar sebagai pemenang.

Baca juga artikel terkait GRAB atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Suhendra