Menuju konten utama

Melawan Gelap

Semangat santri Tuna Netra Belajar Al Quran Braile.

Melawan Gelap
Mereka mempercayakan pada guru (ustadz) yang berpengalaman dengan metode belajar Al-Quran khusus santri Tuna Netra. tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Dalam gelap, jari-jari remaja belasan tahun meraba lembaran aksara Braile. Konsentrasinya tampak fokus mengeja Al Quran dalam tulisan Braile di sebuah Musala di kawasan Serpong.

Mereka adalah para santri Taman Tuna Netra Yayasan Raudlatul Makfufin, yang dalam keterbatasanya tekun dan bercita-cita mahir membaca Al Quran.

Sejarah mencatat, pada dekade 80-an, Raden Halim Shaleh adalah penggagas didirikanya Yayasan Raudlatul Makfufin. Sebuah yayasan yang di dalamnya juga didirikan pondok pesantren yang khusus menjadi wadah pembelajaran Al-Quran bagi para penyandang Tuna Netra. Pondok Pesantren ini dinamai Taman Tuna Netra, bertempat di Serpong, Tangerang Selatan, Jawa Barat.

Raudlatul Makfufin menerima santri laki-laki dan perempuan dari segala usia untuk belajar Al-Quran dan Ilmu Agama Islam. Para pengampunya juga mereka yang juga punya keterbatasan pengelihatan namun fasih membaca Al Quran Braile.

Hingga kini banyak santri Tuna Netra lulusan Taman Netra Raudlatul Makfufin yang mahir membaca Al Quran Braile, dan mereka menjadi pengajar Al Quran Braile di daerah asalnya masing-masing.

Foto dan Teks; Arimacs Wilander

Baca juga artikel terkait TUNA NETRA atau tulisan lainnya

Fotografer: Arimacs Wilander