Menuju konten utama

Melacak Uang di Dunia

Kadang-kadang banyak pertanyaan iseng yang sulit dijawab, tapi bila tak dijawab akan bikin penasaran. Salah satunya soal berapa jumlah emas dan uang di seluruh dunia? Yang pasti, jumlahnya banyak.

Melacak Uang di Dunia
Uang dari berbagai negara. [foto/shutterstock]

tirto.id - Semasa hidupnya, ilmuwan Albert Einstein pernah melontarkan kata-kata bijak. Kurang lebih begini.....”Tak semua hal yang bisa dihitung dapat dijumlahkan dan tidak semua hal yang penting bisa dihitung.”

Kata-kata Einstein itu barangkali cocok untuk menjawab pertanyaan tentang: berapa jumlah uang yang beredar di dunia? Sulit untuk menghitungnya.

Dalam sebuah forum di internet ada seorang netizen iseng-iseng bertanya soal jumlah uang. Pertanyaan sederhana, tapi sulit dijawab secara cepat. “Mau nanya gan apakah uang di dunia ini tetap atau bertambah, kalau bertambah dari mana datangnya?”

Untuk menghitung uang, tentu harus ada ukuran batas-batas definisinya. Di era modern uang tak hanya berbentuk stempel di logam dan kertas yang dirilis oleh bank-bank sentral sebagai alat tukar atau pembayaran yang sah, tapi sudah berkembang ke berbagai bentuk dari yang fisik seperti emas hingga bitcoin yang ada di dunia maya. Di masa kuno berbagai peradaban, uang adalah emas, dan emas adalah uang. Jadi di mana? berapa emas dan uang beredar di dunia ini?

Melacak Emas

Pada 2015, ada sebuah proyek bernama The Money Project yang dibuat untuk melacak keberadaan uang di dunia. Proyek ini digarap oleh Visual Capitalist dan Texas Precious Metals. Keduanya memiliki latar belakang berbeda, yang satu sebagai perusahaan media keuangan, satunya lagi sebuah perusahaan penjual emas dan perak.

Melacak keberadaan emas di seluruh dunia memang pekerjaan yang hampir mustahil. Ada beragam versi, dengan angka yang berbeda-beda.

Menurut versi salah satu milyuner dunia, Warren Buffet, jumlah emas yang ada di dunia bila dibangun sebuah kubus raksasa, maka panjang masing-masing sisinya tak lebih dari 20 meter saja. Angka yang digambarkan oleh Buffet jauh lebih kecil berdasarkan hitungan dari survei emas tahunan (2013) yang dilakukan Reuters GFMS.

Reuters mencatat ada 171.300 ton emas di dunia yang sudah ditambang, bila digambarkan bisa menutup lapangan Wimbledon Centre di Inggris. Namun, ada juga yang menghitung sekitar 155.244 ton emas hingga 2,5 juta ton emas yang ada di dunia. Emas sebanyak jutaan ton, bila dibangun kubus imajiner maka akan terbentuk kubus setinggi 143 meter dengan sisi bawah sepanjang 50 meter.

Perbedaan ini memang sangat wajar, karena tergantung sejak kapan menghitungnya. Diperkirakan sejak 6.000 tahun lalu emas sudah ditambang oleh manusia. Berdasarkan hitungan Reuters saja, sejak Columbus mendarat di Benua Amerika pada 1492, jumlah emas yang berhasil diolah hingga 12.780 ton atau 13 persen dari total emas yang ada di dunia.

Namun, bagi James Turk, pendiri Gold Money, hitungan-hitungan jumlah emas yang ada saat ini terlalu berlebihan. Berdasarkan hitungannya, jumlah emas hanya 155.244 ton atau lebih sedikit 10 persen dari hasil survei Reuters. Lagi-lagi angka ini masih diperdebatkan, karena menurut Jan Skoyles dari perusahaan investasi emas The Real Asset Company, temuan emas di salah satu makam Firaun Tutankhamen ada 1,5 ton emas untuk peti mati sang raja Mesir. Intinya semua masih sebatas perkiraan tak ada yang pasti.

Yang pasti, justru manusia di masa mendatang akan berpeluang kehabisan stok emas dari proses penambangan yang sudah berlangsung ribuan tahun lamanya. US Geological Survey memperkirakan masih ada 52.000 ton emas yang masih tersimpan dalam perut bumi dan belum ditambang. Jumlah emas yang terbatas membuat industri pengguna emas melakukan daur ulang dari emas-emas yang sudah ditambang sebelumnya.

“Jika Anda membeli jam tangan, beberapa emas dalam jam tangan berasal dari penambangan emas pada zaman Romawi 2.000 tahun lalu,” kata James Turk dikutip dari BBC.

Menariknya, jumlah emas tersebut hanya segilintir dari total nilai uang yang ada di dunia. Total nilai emas di seluruh dunia masih di bawah perputaran uang di bursa saham atau masih jauh di bawah jumlah nilai uang dari utang di berbagai negara. Nilai emas di dunia memang masih di atas dari kekayaan 5 perusahaan raksasa dunia, atau trio orang terkaya dunia Bill Gates, Carlos Slim, dan Warren Buffet.

Emas Hanya Secuil Uang

Sekarang, mari berhitung tentang berapa jumlah uang yang beredar di dunia. Saat ini, nilai uang yang ada di dunia yang tersebar di berbagai instrumen seperti bitcoin, perak, emas, uang logam-kertas di seluruh negara, aset properti komersial di dunia, utang pemerintah, hingga instrumen di pasar derivatif.

Dalam visualisasi yang dilakukan visualcapitalist.com, perumpamaan satu kotak kubus kecil setara dengan 100 miliar dolar AS. Emas yang sudah ditambang mencakup 78 kotak kubus senilai 7,8 triliun dolar AS atau 183.600 ton. Dari jumlah ini, sebanyak 17 persen tersimpan di brankas IMF dan bank-bank sentral di seluruh dunia.

Jumlah emas juga jauh di bawah uang yang ada di pasar saham hingga 700 kotak kubus setara 70 triliun dolar AS. Emas juga hanya secuil dibandingkan dengan uang yang ada di instrumen keuangan derivatif sebagai tempat terbanyak mangkalnya uang-uang di seluruh dunia dengan nilai sekitar 1.200 triliun dolar AS (1,2 kuadriliun dolar AS). Namun, jumlah nilai emas lebih banyak dari uang koin dan kertas yang dicetak oleh seluruh negara di dunia yang porsinya hanya 50 kotak kubus.

Penggambaran tersebut merupakan upaya manusia untuk melacak nilai uang di seluruh dunia yang hampir mustahil. Sebab, uang adalah imajiner, bentuk dan jenisnya bisa diperdebatkan. Bagaimana sebuah karya lukisan bernilai tinggi dan bisa ditukar dengan uang miliaran rupiah.

“Jadi jumlah uang yang ada bisa berubah tergantung bagaimana kita mendefiniskan uang. Semakin abstrak mendefinisikannya, maka makin tinggi nilai jumlah uang,” kata penulis all of the world’s money and markets in one visualization, Jeff Desjardins dari visualcapitalist.

Jadi kembali ke kata-kata bijak dari Einstein, sesuatu yang bisa dihitung belum tentu semuanya bisa dijumlahkan. Uang memang bisa dihitung, tapi menjumlahkannya secara mutlak sangat mustahil.

Baca juga artikel terkait EKONOMI atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti