Menuju konten utama

Megawati Meminta Ahok Hati-hati Bicara Kepada Media

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak melarang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selaku bakal calon gubernur pada Pilgub DKI 2017 berbicara, tetapi lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan kepada media.

Megawati Meminta Ahok Hati-hati Bicara Kepada Media
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) berbincang dengan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dari PDIP, Basuki Tjahaja Purnama (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kanan) sebelum menuju Blitar di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (10/10). PDI Perjuangan mengajak para calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari partai itu pada Pilkada serentak 2017 berziarah ke makam Bung Karno di Blitar. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak melarang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selaku bakal calon gubernur pada Pilgub DKI 2017 berbicara, tetapi lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan kepada media.

Saran Megawati itu disampaikan Ahok saat berbicara kepada para pewarta di Balai Kota Jakarta, Rabu (12/10/2016). Menurutnya Ketua Umum PDIP yang mengusungnya itu sama sekali tak memerintahkan dirinya untuk puasa berbicara.

"Bukan melarang. Bu Mega hanya bilang agar hati-hati (menjawab)," ujarnya.

Ahok juga membantah dirinya melakukan "puasa bicara", seperti saat dirinya usai diperiksa kesehatan pada 24 September lalu di RS TNI AL dr Mintohardjo, Jakarta. Saat itu Ahok yang biasanya banyak bicara tidak menjawab pertanyaan awak media usai tes psikologi. Ia hanya mengaku diimbau dokter tidak banyak bicara.

"Puasa bicara gimana? Saya datang ngomong terus sama kalian," tuturnya.

Berkaitan dengan ucapan Ahok itu, pada saat konferensi pers seusai mengajak sejumlah calon kepala daerah berziarah ke makam Soekarno di Blitar, Senin (10/10), Megawati pernah mempertanyakan ucapan Ahok selalu menjadi sentimen negatif.

"Kenapa (omongan Ahok) dimasukkan ke sentimen negatif?" tanya Megawati.

Menurut Megawati tidak sedikit orang kerap memberikan sentimen emosional terhadap pernyataan Ahok yang dinilai kelewatan.

"Lalu saya bilang, sampai ke level presiden, saya bilang ke pak Jokowi, kalau pak Ahok mulutnya tidak begitu, dia bukan orang Bangka," ujarnya.

Menurut Megawati, setiap suku memiliki ciri khas masing-masing. Misalnya orang dari suku Jawa yang terkenal dengan tutur perilaku halus. Sementara suku lain berbeda, sebagai contoh orang Batak yang kalau menyanyi seperti orang teriak.

"Jadi kenapa dimasukkan ke sentimen negatif?" tanyanya.

Megawati saat itu juga mengaku telah meminta Ahok berhenti melayani permintaan wawancara doorstop dari awak media, lantaran kerap dijadikan sentimen negatif.

"Saya bilang ke pak Ahok kalau ada doorstop tidak usah ngomong, karena itu titipan dari wartawan-wartawan yang ada, yang dimasukannya negatif terus," ujar Megawati.

Permintaan Megawati untuk Ahok tersebut kemungkinan berkaitan dengan pernyataan Ahok yang dinilai kontroversial saat mengutip Surat Al-Maidah Ayat 51 dari Al Quran pada kunjungan kerjanya ke Kepulauan Seribu, Jakarta. Pernyataan itu kemudian bergulir dan dinilai bermuatan SARA.

Kasus ini kemudian berlanjut ke ranah hukum, sejumlah pihak melaporkan Ahok kepada polisi dengan sejumlah alasan.

Baca juga artikel terkait MEGAWATI SOEKARNOPUTRI atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Politik
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH