Menuju konten utama

Medan Banjir saat Pilkada, Hasto: Kebijakan Tata Ruang Buruk

Komentar Hasto tentu ditujukan kepada Bobby Nasution, Cagub Sumut yang diusung KIM Plus, lawan cagub yang diusung oleh PDI Perjuangan. 

Medan Banjir saat Pilkada, Hasto: Kebijakan Tata Ruang Buruk
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers di Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2024). tirto.id/ Qonita Azzahra

tirto.id - Hujan deras dan angin kencang yang menyebabkan banjir melanda Kota Medan, Sumatra Utara, pada hari pencoblosan Pilkada Serentak 2024. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menilai banjir tersebut disebabkan oleh pelaksanaan kebijakan tata ruang Kota Medan tidak dilakukan dengan baik.

“Dari pemantauan, Sumatra Utara misalnya, di Medan itu hujan sangat deras. Terjadi banjir akibat kebijakan-kebijakan tata ruang yang selama ini tidak berjalan dengan baik,” kata Hasto kepada awak media saat mendampingi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan menggunakan hak suaranya di Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2024).

Sebagai catatan, sejak 2021, Medan dipimpin oleh Bobby Nasution yang merupakan menantu Presiden Indonesia RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi). Dalam kontestasi Pilkada 2024, Bobby maju sebagai Calon Gubernur Sumatra Utara bersama Bupati Asahan, Surya.

Boby Nasution melawan pasangan Edy Rahmayadi dan Hasan Basri Sagala, pasangan yang didukung oleh PDI Perjuangan.

“Jadi kami Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan terus melakukan pemantauan di seluruh Indonesia melalui forum yang kami miliki terhadap pelaksanaan Pilkada Serentak hari ini,” ujar Hasto.

Selain Sumatra Utara, Hasto juga menyinggung tekanan kuat yang terjadi di Jawa Tengah, utamanya di Boyolali dan Solo. Di Boyolali, kata Hasto, pelaksanaan pilkada sempat dirusuhi oleh “Parcok (Partai Cokelat)” yang merupakan instrumen yang diduga Hasto sebagai alat untuk mendukung gerak partai politik yang didukung Jokowi.

“Sedang kami lakukan terus-menerus. Jawa Tengah menghadapi suatu tekanan yang sangat kuat. Di Boyolali, Bung Ronny memiliki data yang sangat kuat bagaimana instrumen ‘Parcok’ itu digerakkan sampai terjadi ketegangan,” jelas Hasto.

Di Solo, tambahnya, beberapa upaya untuk menyuap rakyat dengan bantuan sosial (bansos) diklaim berhasil digagalkan melalui patroli bersama antara rakyat dan aparat berwajib.

“Melalui patroli bersama antara rakyat yang cinta demokrasi, rakyat yang tidak ingin suaranya terbeli, itu kemudian bersatu untuk mengawal suara rakyat tersebut,” sambungnya.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Politik
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi