tirto.id - Lempar cakram adalah salah satu olahraga nomor lempar yang termasuk dalam cabang atletik. Dalam perlombaan lempar cakram, pemenang ditentukan jauhnya jarak lemparan cakram.
Lempar cakram bukanlah olahraga yang tercipta tanpa sebab. Pada dasarnya, lempar cakram merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Jadi, aktivitas serupa melempar cakram semula dilakukan manusia untuk bertahan hidup. Mereka yang memiliki ketahanan, ketangkasan, dan keterampilan dalam berlari, melompat, dan melempar akan mampu bertahan hidup.
Meski aktivitas mirip lempar cakram sudah dilakukan sejak zaman purba, gerakan ini baru menjadi olahraga yang dilombakan pada 1.000 tahun sebelum masehi.
Hal itu diperkuat dengan ditemukannya keterangan dari buku seorang pujangga Yunani bernama Homeros. Buku itu menceritakan Odysseus yang disuruh oleh raja Phaeacia bernama Alcinaus untuk mendemontrasikan lempar cakram. Olahraga ini kemudian menjadi populer di olimpiade modern.
Di perhelatan olimpiade modern pertama pada tahun 1896, lempar cakram menjadi ikon untuk mempromosikan ajang terebut. Bahkan, pada edisi 1920 dan 1948 gambar atlet lempar cakram dijadikan poster olimpiade.
Pada umumnya, pertandingan lempar cakram dibagi jadi 2 kategori yakni, pria dan wanita. Masing-masing dibagi lagi berdasar kategori umur atlet. Kategorisasi itu menentukan berat, diameter, dan tebal cakram yang digunakan.
Cara Melakukan Lempar Cakram
Pada dasarnya, melempar merupakan gerakan menyalurkan tenaga ke suatu benda sehingga menghasilkan daya ke atas atau ke depan.
Sementara itu, untuk melakukan gerakan lempar cakram, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan supaya mendapatkan hasil lemparan yang maksimal. Berikut ini sejumlah tahapan dalam gerakan lempar cakram dan cara melakukannya.
1. Pemanasan
Pertama, supaya tubuh tidak kaku, atlet lempar cakram perlu melakukan pemanasan minimal 30 menit sebelum melakukan lemparan.
Kemudian, dilanjutkan dengan peregangan pada bagian leher, pundak, tulang punggung, pinggul, jari-jari tangan, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. Fungsi peregangan ini untuk menghindari risiko cedera.
2. Cara Memegang Cakram
Kedua, lemparan cakram yang jauh ditentukan oleh cara memegang cakram yang benar. Cakram dipegang dengan meletakkan titik terberat cakram pada telapak tangan.
Kemudian, keempat jari menekuk ke dalam sisi ujung cakram dengan jarak antar-jari dibiarkan sedikit renggang. Sementara itu, ibu jari dibiarkan bebas dengan menempel pada permukaan cakram.
3. Cara Mengawali Lemparan
Ketiga, setelah cakram dipegang, gerakan selanjutnya adalah melemparnya sejauh mungkin. Untuk mendapatkan lemparan yang jauh, ambil posisi berdiri dengan kaki direnggangkan selebar bahu dan lutut sedikit ditekuk. Posisi sebelum melempar ini membuat pusat beban tubuh ditempatkan pada kedua kaki.
Selanjutnya, cakram diayun-ayunkan ke kanan belakang dan kemudian ke kiri secara berulang-ulang. Gerakan ini bertujuan untuk mengatur konsentrasi dan pengumpulan tenaga sebelum melempar cakram.
Langkah berikutnya, atlet membuat posisi awalan lempar dengan badan berdiri di belakang lingkaran dan posisi badan membelakangi arah lemparan.
Sebelum melakukan lemparan, atlet dapat menganyunkan tubuhnya beberapa kali untuk membuat perhitungan lemparan dan menjaga keseimbangan tubuh.
Setelah itu, atlet dapat memilih salah satu dari 2 gaya lempar cakram, yakni belakang atau samping.
4. Cara Lempar Cakram Gaya Belakang
Melempar cakram dengan gaya belakang dimulai dari posisi badan membelakangi arah bidang lemparan. Lantas, sesaat berikutnya, badan diputar dan lengan kanan dianyunkan ke belakang.
Setelah itu, putar badan dengan mengayunkan kaki kanan ke arah lemparan. Segera usai kaki kanan mendarat, kaki kiri diayunkan ke kiri serta diikuti dengan gerakan melepaskan cakram ke arah bidang sasaran lemparan.
5. Cara Lempar Cakram Gaya Menyamping
Cara melempar cakram dengan gaya samping diawali dari posisi badan berdiri menyamping ke arah sasaran. Kaki kiri berfungsi sebagai sumbu putar.
Ketika akan mulai mengayunkan badan, lengan diayun jauh ke belakang. Pada saat posisi melempar, badan sedikit merendah dan lengan kanan mengayunkan cakram ke arah bidang sasaran lemparan.
Setelah itu, ketika cakram terlepas, kaki kanan melangkah ke depan, menuju bekas pijakan kaki kiri yang sudah berayun ke belakang.
Untuk memperoleh jarak lemparan yang sejauh-jauhnya, para atlet harus melempar cakram dengan kecepatan maksimal dan mengerahkan tenaga sebesar mungkin. Atlet pun harus mengambil sudut lemparan yang tepat, yakni sekitar 45 derajat.
Ukuran Lapangan Lempar Cakram
Mengutip bukuPendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2018) terbitan Kemendikbud RI, lapangan lempar cakram berbentuk lingkaran dengan diameter 2,5 m.
Permukaan lantai lapangan lempar cakram dapat terbuat dari aspal atau semen dengan prasyarat harus datar dan tidak licin.
Sekeliling lapangan lempar cakram dilindungi pagar yang terbuat dari kawat atau tali tambang untuk melindungi petugas, penonton, dan peserta.
Pagar pelindung berbentuk seperti huruf C dengan ukuran diameter 7 meter dan mulut pagar selebar 3,3 meter, serta garis pembatas sebesar 40° sebagai arah lemparan.
Mengenai ukuran cakram yang digunakan terbagi menjadi 4 jenis. Keempatnya sesuai dengan 4 kategori nomor di olahraga lempar cakram, yang dibagi sesuai umur dan kelamin atlet.
Merujuk buku Atletik Dasar dan Lanjutan (2015) karya Zikrur Rahmat, cakram yang dipakai untuk nomor senior putra adalah seberat 2 kg dengan diameter 219-221 mm dan tebal 44 - 46 mm.
Adapun untuk nomor junior putra, berat cakramnya adalah 1,25 kg dengan diameter 180-182 mm dan tebal 37-39 mm.
Kemudian untuk nomor senior putri, berat cakramnya adalah 1 kg dengan diameter 180-182 mm dan tebal 37 mm hingga 39 mm.
Sementara itu, untuk nomor junior putri, berat cakramnya 0,75 kg, dengan diameter 145-170 mm dan tebal 25 mm hingga 35 mm.
Penulis: Hery Setiawan
Editor: Addi M Idhom