tirto.id - Salah satu momen berkesan selama bulan Ramadan di Indonesia adalah aktivitas buka puasa bersama. Buka puasa bersama atau iftar dalam Bahasa Arab mengacu pada orang-orang yang melakukan jamuan makan/minum selepas waktu magrib. Hal itu sebagai penanda berakhirnya puasa di hari tersebut. Sebagai bagian dari ibadah, jelas buka puasa bersama umum dilakukan di masjid-masjid setempat.
Namun, aktivitas tersebut pada kenyataan tidak sebatas hanya di masjid saja. Orang-orang dapat melakukan buka puasa di rumah, bahkan juga di luar rumah. Buka puasa bersama tersebut kerap dijadikan ajang untuk saling berkumpul dan silahturahmi bersama. Baik dari kerabat sanak keluarga, hingga teman, kolega dan berbagai sosok lainnya.
Untuk mengetahui perilaku penduduk dalam aktivitas buka puasa bersama selama Ramadan, Tirto melakukan riset yang dilaksanakan pada 23 Mei hingga 1 Juni 2017. Pada riset yang dilakukan terhadap 814 responden beragama Islam yang tinggal di pulau Jawa, terlihat bahwa momen aktivitas buka puasa bersama ternyata dimanfaatkan untuk bertemu kembali/berkumpul bersama dengan teman sekolah/kuliah.
Berdasarkan tempat tinggal, sebanyak 25,92 persen responden diketahui berasal dari Provinsi Jawa Barat dan 8,35 persen dari Provinsi Banten. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi responden cukup merata. Sedangkan, berdasarkan usia, mayoritas responden berusia 20-24 tahun (46,31 persen). Dilihat dari jenis kelaminnya, 60,57 persen responden pada riset ini adalah laki-laki.
Secara umum, masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa akan menghabiskan uang sebanyak Rp 50-100 ribu untuk sekali buka puasa bersama. Namun, bila dilihat lebih jauh, besaran uang yang dikeluarkan untuk aktivitas buka puasa bersama ternyata terlihat berbeda antar-wilayah provinsi di Pulau Jawa. Untuk masyarakat di provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat, mayoritas mengeluarkan uang sebanyak Rp 50-100 ribu, berbeda dengan yang tinggal DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mengeluarkan budget di bawah Rp 50.000, dalam satu kali buka puasa bersama.
Dibandingkan dengan Masjid maupun rumah saudara/teman/kolega, restoran atau rumah makan menjadi tempat favorit masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa untuk berbuka bersama. Sebanyak 56,51 persen masyarakat menyatakan restoran/rumah makan menjadi pilihan untuk buka bersama, hanya 4,67 persen yang memilih masjid. Maka, jangan heran ketika mendekati waktu berbuka, rumah makan dipastikan akan penuh sesak dengan pengunjung.
Kegiatan buka puasa bersama selama bulan Ramadan, ternyata dijadikan juga sebagai momen untuk bersilahturahmi. Hal ini terlihat dari 50,86 persen masyarakat yang memilih untuk berbuka bersama dengan teman sekolah/kuliah mereka. Dilihat berdasarkan usianya, mayoritas penduduk di Pulau Jawa di usia 20an (20-29) menyatakan bahwa mereka paling sering buka puasa bersama dengan teman sekolah/kuliah (57,07 persen). Sementara itu, untuk penduduk yang berusia 30an (30-39), mereka menyatakan bahwa keluarga (42,86 persen) adalah sosok utama untuk aktivitas buka puasa bersama siapa selama bulan Ramadan.
Mulai dari waktu memasuki akhir pekan hingga hari minggu menjadi pilihan masyarakat untuk berbuka puasa bersama. Hari Sabtu merupakan waktu favorit penduduk di Pulau Jawa untuk buka puasa bersama (49,88 persen). Selain hari Sabtu, pilihan favorit kedua untuk waktu buka puasa bersama adalah Jumat (19,16 persen).
Penulis: Dinda Purnamasari
Editor: Suhendra