tirto.id - Proses kerja sama antara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dengan pembayaran non tunai berbasis digital AliPay asal Cina bakal selesai tahun ini.
Direktur Konsumer BRI Handayani menjelaskan, hingga saat ini gurita perusahaan Alibaba di sektor pembayaran non tunai tengah menjalani nota kesepahaman serta proses perizinan.
"Ya [optimistis tahun ini]. [prosesnya] belum karena masih banyak yang harus diselesaikan, termasuk soal perizinan," kata dia setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sore ini, di Gedung BRI, Jakarta Pusat (3/1/2019).
Ia menjelaskan, langkah ini merupakan dukungan dari BRI untuk memberikan fasilitas pada industri pariwisata terutama para turis dari Cina.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kunjungan wisatawan dari Cina ke Indonesia pada Januari sampai November 2018 mencapai 1,99 juta. Kunjungan turis Cina menempati urutan kedua setelah Malaysia yang memiliki total kunjungan 2,26 juta turis.
"Ini untuk support industri pariwisata kita. Karena banyak turis dari Cina yang datang ke Indonesia dan mereka punya alat bayar khusus. Dari situ kami harus memfasilitasi bagaimana mereka bisa transaksi di merchant kita," ujar dia.
Ia menjelaskan, saat ini BRI fokus memfasilitasi turis Cina. Realisasi lokasi yang akan dilakukan sebagai tempat uji coba yaitu Bali. Ia mengatakan, Bali merupakan lokasi yang tepat karena merupakan salah satu tempat wisata terfavorit.
"BRI sebagai acquiring. Bagaimana kita bisa fasilitasi transaksi dengan Alipay dan alat pembayaran di merchant-merchant yang kerja sama dengan kita. Ini untuk turis, jadi lebih fokus untuk acceptance turis Cina. Ya salah satunya di Bali, fokus saat ini Bali karena salah satu destinasi favorit untuk turis Cina," papar dia.
Sebagai informasi, ada beberapa sistem pembayaran digital milik asing yang tengah melakukan penjajakan dengan Indonesia. Beberapa di antaranya yaitu WeChat dan Alipay. Namun ada sejumlah persyaratan yang ditetapkan supaya kedua platform tersebut supaya bisa masuk ke Indonesia.
Pertama, bekerja sama dengan Penyedia Jasa Sistem Pembayaran atau PJSP domestik (bank buku IV) dan menggunakan mata uang rupiah. Hal itu diperlukan untuk mendukung penambahan devisa bagi Indonesia.
Sejauh ini, beberapa bank yang sudah menjajaki kerja sama dengan platform tersebut adalah BNI, BRI dan CIMB. Yang terbaru adalah penjajakan kerja sama dengan bank BCA.
Menurut survei Bank Indonesia (BI), ada sekitar 1.800 lokasi usaha yang menggunakan WeChat Pay sebagai alat untuk bertransaksi di seluruh Indonesia.
Meski demikian, hingga saat ini Bank Sentral belum memberikan izin atau persetujuan atas kerja sama yang dilakukan, lantaran masih harus melihat proses bisnis dari kerja sama tersebut.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Alexander Haryanto