tirto.id - Buah srikaya ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Buah dengan nama ilmiah annona reticulate dan berasal dari daerah Amerika Selatan ini kaya akan serat, vitamin, dan mineral.
Hasil penelitian yang diterbitkan Jurnal Food Chemistry (2016), menemukan bukti bahwa konsumsi buah srikaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh (imunitas tubuh), mengatasi peradangan, dan meningkatkan kesehatan mata hingga jantung.
Srikaya juga mengandung vitamin C dan B6 yang tinggi, sebagaimana dilansir situs Organic Facts. Buah ini sekaligus memiliki kandungan kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi.
Satu buah srikaya diperkirakan memiliki 101 kalori per 100 gram. Seluruh kalori tersebut berasal dari karbohidrat karena buah ini tidak mengandung lemak ataupun kolesterol.
Berikut ini daftar manfaat buah srikaya untuk kesehatan yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk ulasan di laman Healthline.
1. Memiliki kandungan antioksidan tinggi
Hasil sebuah riset yang diterbitkan oleh Jurnal Food Research International (2011) menyimpulkan buah srikaya memiliki kandungan antioksidan yang tinggi yang dapat memerangi radikal bebas di dalam tubuh. Senyawa antioksidan dalam srikaya termasuk asam kaurenoat, flavonoid, karotenoid, dan vitamin C.
2. Memperbaiki suasana hati atau mood
Sebagaimana dijelaskan di atas, buah srikaya mengandung vitamin C dan B6 yang tinggi. Adapun vitamin B6 memainkan peran penting dalam penciptaan neurotransmitter, termasuk serotonin dan dopamine. Kandungan ini membantu memperbaiki mood.
Mengutip hasil studi yang diterbitkan di Journal of The American College of Nutrition (2008), kadar vitamin B6 rendah dalam darah dapat memicu depresi, terutama pada orang dewasa. Oleh karena itu, juga bisa mengurangi risiko depresi.
3. Bermanfaat bagi kesehatan mata
Srikaya pun kaya akan karotenoid lutein. Senyawa ini merupakan aktioksidan penting bagi mata karena bisa melawan radikal bebas yang mengganggu kualitas penglihatan.
Sebagaimana dijelaskan dalam hasil penelitian yang dirilis di Jurnal JAMA Ophthalmology (2015),
asupan lutein tinggi berdampak positif terhadap kesehatan mata dan mengurangi risiko degenerasi makula (AMD), yakni penyakit mata yang menyebabkan kehilangan penglihatan. Lutein juga dapat mengurangi risiko mata terkena katarak.
4. Mencegah tekanan darah tinggi
Kandungan nutrisi potasium dan magnesium membantu tubuh mengatur tekanan darah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa srikaya dengan porsi 160 gram memberikan 10 persen kebutuhan harian tubuh terhadap kalium dan lebih dari 6 persen untuk magnesium.
Kalium dan magnesium meningkatkan pelebaran pembuluh darah, yang pada gilirannya membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
5. Memperbaiki pencernaan
Kandungan serat dalam srikaya bisa bermanfaat untuk memperbaiki sistem pencernaan. Dalam satu porsi srikaya dengan berat sekitar 160 gram, ada kandungan 5 gram serat. Jumlah tersebut dapat memenuhi setidaknya 17 persen dari kebutuhan harian tubuh.
Selain itu, serat larut yang terkandung dalam srikaya dapat memberi makan bakteri baik di usus, serta menjalani fermentasi untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek, termasuk butyrate, asetat dan propionate.
6. Memiliki sifat anti-kanker
Beberapa senyawa dalam srikaya dapat membantu melawan sel kanker di dalam tubuh. Beberapa di antaranya senyawa flavonoid termasuk catechin, epicatechin dan epigallocatechin. Flavonoid ini terbukti bisa menghentikan pertumbuhan sel kanker dalam penelitian tabung reaksi.
7. Dapat mengurangi peradangan
Peradangan kronis terkait dengan beberapa penyakit berbahaya, termasuk penyakit jantung dan kanker. Namun, dengan mengonsumsi srikaya, Anda dapat mendapatkan beberapa senyawa anti-inflamasi termasuk asam kaurenoic.
Asam ini memiliki efek antiinflamasi yang kuat dan telah terbukti mengurangi protein inflamasi tertentu dalam penelitian pada hewan. Selain itu, kandungan catechin dan epicatechin, antioksidan flavonoid yang ditemukan memiliki efek antiinflamasi yang kuat.
8. Meningkatkan imun tubuh
Srikaya memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Kandungan ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom