Menuju konten utama

Manfaat Daun Katuk untuk Memperlancar ASI dan Cara Mengolahnya

Sebuah studi membuktikan ekstrak katuk mampu meningkatkan kuantitas produksi ASI hingga 50,7%.

Manfaat Daun Katuk untuk Memperlancar ASI dan Cara Mengolahnya
Ilustrasi ibu menyusui. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Daun katuk telah memiliki reputasi baik di kalangan ibu hamil dan menyusui sebagai pelancar ASI (Air Susu Ibu) sekaligus meningkatkan kuantitas produksinya.

Tanaman katuk yang nama ilmiahnya Sauropus androgynus ini banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia, dengan ciri memiliki cabang lunak dan daun tersusun selang seling pada satu tangkai.

Bentuk daunnya lonjong atau bundar dengan lebar sekira 1,25 - 3 cm dan panjang 2,5 cm. Warnanya hijau tua dengan aroma khas, sering disebut cekur manis dalam bahasa Melayu.

Merujuk RSUD Ashari, sebuah studi yang dilakukan Sa'roni, Sadjamin, dkk, membuktikan ekstrak katuk mampu meningkatkan kuantitas produksi ASI sampai dengan 50,7%.

Kandungan nutrisi dalam daun katuk

Ada beberapa kandungan nutrisi dalam daun katuk yang terbukti memicu produksi ASI. Dalam beberapa penelitian, disebutkan katuk mengandung asam folat, Vitamin A, B, dan C yang mampu memenuhi sebagian kebutuhan ibu menyusui.

Selain itu, ada kandungan polifenol dan steroid yang jika dikonsumsi ibu menyusui dapat memicu naiknya produksi prolaktin atau hormon pelancar ASI.

Namun perlu diketahui bahwa kebutuhan nutrisi ibu menyusui bukan hanya dari daun katuk saja, sebab untuk melancarkan produksi ASI harus juga mengonsumsi karbohidrat, protein dan jenis makanan tinggi nutrisi lainnya.

Ada pula Kalsium, fosfor, zat besi, dan potassium yang terdapat dalam daun katuk, melengkapi berbagai nutrisi yang dimilikinya.

Manfaat lain daun katuk

Selain membantu dalam produksi ASI bagi ibu menyusui, daun katuk juga menyimpan manfaat kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Berikut ini beberapa manfaat daun katuk,

  • Mencegah osteoporosis
Adanya kandungan kalsium, fosfor, zat besi, dan potassium di dalam daun katuk dapat membantu mencegah terjadinya osteoporosis atau pengeroposan tulang. Bahkan zat besi dalam daun katuk terbukti lebih tinggi jumlahnya dibanding daun pepaya dan daun singkong.

  • Kesehatan gigi
Kandungan kalsium dalam daun katuk secara tidak langsung juga membantu menjaga kesehatan gigi agar tak mudah keropos.

  • Tingkatkan imunitas
Menaikkan imunitas atau daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan konsumsi berbagai makanan sehat, termasuk daun katuk. Komplitnya nutrisi pada sayuran ini dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi yang dibutuhkan untuk melawan penyakit.

  • Kesehatan mata
Adanya berbagai jenis vitamin termasuk vitamin A adalah rahasia mengapa daun katuk juga baik bagi kesehatan mata.

  • Redakan flu dan demam
Ada kandungan efedrin dalam daun katuk, yang diketahui menjadi salah satu zat yang bermanfaat untuk melawan flu dan demam. Apalagi jika konsumsi daun katuk berupa sup hangat.

Masih banyak lagi manfaat daun katuk terutama bagi kesehatan dan kecantikan, sehingga tak ada keraguan lagi untuk selalu menyajikan masakan berbahan dasar daun katuk bagi keluarga.

Cara mengolah daun katuk

Mengolah daun katuk sangatlah mudah, hampir sama dengan cara mengolah sayuran hijau lain semisal bayam, kelor, kangkung, dan lainnya.

Misalnya untuk mengolah daun katuk menjadi sayur bening, berikut caranya:

1. Pilih daun yang masih muda, agar tidak keras dan alot ketika dikonsumsi. Daun yang muda adalah daun yang berada mulai pucuk hingga ruas ke 3-4. Petik daun yang masih muda, dan cuci bersih.

2. Siapkan 2-3 gelas air bersih dan rebus hingga mendidih.

3. Bumbu yang digunakan cukup irisan bawang merah dan satu ruas rimpang kunci.

4. Kaldu bubuk secukupnya untuk melengkapi rasa.

5. Jika air sudah mendidih, masukkan daun katuk dan aduk rata, 1 menit kemudian matikan api agar kandungan nutrisi dalam daun katuk tidak rusak. Sayur bening daun katuk siap dihidangkan.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari