tirto.id - Majelis Lidah Berduri, band rock asal Yogyakarta, resmi merilis album baru mereka, Hujan Orang Mati pada hari ini, Senin (11/11). Namun, alih-alih langsung merilisnya via Digital Service Provider (DSP) raksasa, Melbi merilis album keempatnya ini secara eksklusif via The Storefront dan Bandcamp. Sedangkan untuk sirkulasi di kanal lain, akan menyusul pada Maret 2025.
Melbi memerlukan lebih dari dua tahun untuk menggarap album ini. Menurut mereka, ketika mengumumkan judul album pada Agustus 2022, Hujan Orang Mati baru berupa judul dan sketsa komposisi. Dari sana, Melbi intens keluar masuk studio, menghadapi banyak aral --termasuk mengalami siraman rasa putus asa dan frustrasi-- hingga akhirnya album ini dirilis pada 2024.
"Album ini kami susun berangkat dari perca- perca diri kami pasca ditinggal pergi orang-orang yang kami kasihi," tulis Melbi dalam siaran persnya.
Ada 14 lagu di album ini, yang musiknya --mungkin-- mengingatkan banyak orang pada Melbi ketika masih menjadi Melancolic Bitch di era Anamnesis (2005) serta Balada Joni dan Susi (2009).
Tema kematian dan duka pribadi menjadi benang merah tema album ini. Jika kamu mencari kata mati di lirik album ini, setidaknya ada 17 jumlah kata ini. Namun jika mendengar album ini terus menerus, mati dan kematian memberikan spektrum yang cukup lebar, mulai dari rasa takut mati hingga konflik atas tanah.
Album ini direkam di Studi Kua Etnika, Yogyakarta. Desain sampulnya yang terasa apokaliptik ini adalah foto berjudul "Ziarah Makam Terendam Banjir Rob" oleh Aji Styawan, fotografer peraih Natgeo Photographer of the Year 2022, yang banyak memotret tentang lingkungan dan perubahan iklim.
Majelis Lidah Berduri saat ini diisi oleh vokalis cum lirikus Ugoran Prasad, Yennu Ariendra dan Yossy Herman Susilo mengawal departemen gitar; Paulus Neo Prasetyo memegang keyboard, piano, dan aransemen brass; bass dipegang oleh Richardus Ardita; drum oleh Danis Wisnu Nugraha Widiasmara; serta tiga vokalis latar: Arsita Iswardhani, Ayu Saraswati, dan Asriuni Minarpradipta.
"Melepas album ini, kami berharap hutang-hutang percakapan kami dengan seluruh kalian bisa pelan-pelan kami lunasi. Terima kasih, tak habis-habis," ucap mereka.
Editor: Nuran Wibisono