tirto.id - Mahathir Mohamad terpilih menjadi perdana menteri usai mengalahkan Najib Razak dalam pemilihan umum yang digelar Rabu (9/5/2018). Mantan perdana menteri Malaysia periode 1981-2003 itu segera mengakhiri kekuasaan koalisi yang telah bertahta selama enam dekade.
Berusia 92 tahun, Mahathir akan menjadi perdana menteri tertua di dunia. Pemimpin koalisi oposisi, Pakatan Harapan, ini memenangkan pemilihan pertamanya sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957, sekaligus mengungguli mayoritas parlemen. Ia akan disumpah oleh raja pada Kamis (10/5/2018) hari ini.
"Istana telah menghubungi kami, karena mereka mendengar bahwa kami telah mencapai suara mayoritas,” jelas Mahathir, seperti dilansir laman The Star.
Setelah dilantik dan ditunjuk sebagai perdana menteri secara resmi, Mahathir dapat menunjuk wakil perdana menteri dan menteri lainnya.
Suasana euforia sekaligus mencekam terjadi di Malaysia saat pengumuman itu, banyak orang menyakininya mustahil.
"Kami sangat bahagia, hari yang membanggakan bagi Malaysia," kata David Thaiga (57), warga yang bergabung di jalan untuk merayakan kemenangan itu.
“Kami telah menunggu ini selama 60 tahun terakhir. Ini adalah keajaiban bagi kita. Dan meskipun saya bukan penggemar Mahathir, saya pikir dia adalah satu-satunya yang bisa membawa kemenangan ini,” ungkapnya seperti dikutip dari The Guardian.
Kemenangan Mahathir menandai berakhirnya masa jabatan sembilan tahun Najib, yang berkuasa pada 2009 dan reputasinya ternoda oleh skandal korupsi 1MDB. Najib diduga menggelapan $2,6 miliar digelapkan dari dana pemerintah yang dia awasi, termasuk $681 juta yang diduga telah berakhir di rekening bank pribadinya.
Terpilihnya Mahathir juga menandai pertama kalinya bahwa perdana menteri Malaysia tidak akan berasal dari partai UMNO dan tidak menjadi bagian dari koalisi Barisan Nasional (BN), di mana UMNO adalah konstituen utamanya.
Jumlah pemilih mencapai 76%, namun lebih rendah daripada di pemilu 2013. Meski begitu, koalisi oposisi mengambil banyak suara di kubu BN seperti Johor, Malaka, Negeri Sembilan, Selangor dan Penang.
Sebagai bagian dari kesepakatannya dengan Pakatan Harapan, Mahathir hanya akan menjadi perdana menteri selama dua tahun. Ia kemudian akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim.
Anwar, yang juga merupakan anak didik Mahathir, saat ini dipenjara, menjalani hukuman kedua untuk kasus sodomi.
"Begitu dia diampuni, dia akan memenuhi syarat untuk berdiri sebagai perdana menteri. Tapi, dia masih harus mencalonkan diri untuk pemilihan menjadi anggota parlemen. Karena di negara kita, seseorang harus menjadi anggota parlemen atau senator terlebih dahulu," ungkap Mahathir.
Mahathir juga mengumumkan setelah kemenangannya bahwa dia akan menunjuk Wan Azizah, istri Anwar, sebagai wakil perdana menteri. Ia pun mengatakan bahwa dia menginginkan transisi damai dari pemerintah.
Ketika ditanya apakah tindakan akan diambil terhadap Najib Razak atas serangkaian dugaan skandal, Mahathir mengatakan bahwa Pakatan Harapan ingin mengembalikannya pada aturan hukum.
"Kami tidak membalas dendam. Apa yang ingin kami lakukan adalah mengembalikan ke aturan hukum. Jika ada yang melanggar hukum, yang termasuk wartawan, mereka akan dibawa ke pengadilan," katanya menegaskan.
Editor: Yuliana Ratnasari