Menuju konten utama

Luhut Sebut Krisis Iklim Rugikan Ekonomi Dunia US$23 Triliun

Krisis iklim telah merugikan perekonomian global sebesar 23 triliun dolar AS pada 2050 dengan 3 juta kematian setiap tahunnya.

Luhut Sebut Krisis Iklim Rugikan Ekonomi Dunia US$23 Triliun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pidato pada penutupan ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (6/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Risa Krisadhi/pras.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, krisis iklim menjadi masalah utama yang dihadapi semua negara. Bahkan kondisi itu bisa menyebabkan kerugian ekonomi dunia.

“Krisis iklim telah merugikan perekonomian global sebesar 23 triliun dolar AS pada 2050 dengan 3 juta kematian setiap tahunnya,” kata Luhut saat membuka acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Krisis iklim ini, menurut Luhut dapat mempengaruhi sektor lainnya selain ekonomi seperti, ketahanan pangan, wilayah pedesaan, pembangunan, hingga kemiskinan. Oleh karena itu, perlunya kolaborasi antarnegara dalam mengatasi krisis iklim.

“Kegagalan satu negara berarti kegagalan seluruh dunia," ungkapnya. “Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi agar semua orang berhasil.”

Disisi lain, Luhut menyebut Indonesia punya potensi energi terbarukan yang besar.

“Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar dengan daya lebih dari 3.600 GW, dan kami akan terus mengembangkan bauran energi hijau,” bebernya.

Lebih lanjut, Luhut mengklaim Indonesia telah mempelopori beberapa proyek dan komitmen dekarbonisasi terbesar.

"Komitmen Net Zero pada tahun 2060. Komitmen iklim sebesar USD 20 Miliar melalui kemitraan internasional. Target penurunan NDC sebesar 43% hingga investasi energi terbarukan lintas negara sebesar USD 30 Miliar," katanya.

Luhut juga menekankan bahwa ISF 2023 berupaya mendorong diskusi yang bermanfaat dan produktif di antara para pemimpin dan pemangku kepentingan utama yang hadir dalam dua hari ke depan.

“Saya berharap melalui ISF, kita dapat membawa pulang wawasan dan benih yang luas untuk kemitraan yang berdampak dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KTT ASEAN 43 atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat