tirto.id - Sejumlah menteri Kabinet Kerja dan instansi terkait telah melakukan rapat koordinasi untuk mempersiapkan pelaksanaan Rapat Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada Oktober 2018 mendatang. Ketua penyelenggara acara, Luhut Binsar Pandjaitan, mengklaim proses persiapan sejauh ini sudah berjalan dengan sangat baik.
“Hingga sekarang persiapannya sudah nyaris sempurna, tinggal melengkapi programnya. Saya harap pekan depan, Rabu (21/6/2017), bisa 95 persen untuk penyempurnaan konsep dan time table pelaksanaannya. Semua dikoordinasikan dengan sangat bagus,” ujar Luhut dalam jumpa pers yang digelar di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (13/6/2017) pagi.
Adapun terkait laporan dan masukan dari setiap instansi dan kementerian lembaga, Luhut mengharapkan adanya efisiensi.
“Apa-apa saja yang dibutuhkan dari setiap bidang, akan dikoreksi dari alokasi yang dibuat. Kami menginginkan efisiensi. Proses untuk menjadi tuan rumah ini juga panjang, dari saat Menteri Keuangannya Pak Bambang [Bambang Brodjonegoro] sampai dengan Bu Sri Mulyani,” ucap Luhut.
Lebih lanjut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengingkatkan betapa pentingnya perhelatan ini. Menurut Sri Mulyani, digelarnya acara tersebut di Indonesia diprediksi dapat membawa dampak baik bagi sejumlah sektor lain, seperti pariwisata.
“Karena akan ada banyak tamu dari tataran high level, lalu event-nya mencapai 3.000 acara, maka Indonesia akan menjadi menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Sehingga ini waktu yang tepat untuk mempresentasikan Indonesia, tidak hanya sebagai tuan rumah, namun juga dari sektor pariwisata,” kata Sri Mulyani yang turut hadir dalam acara jumpa pers.
Seakan menambahkan penuturan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo turut mengungkapkan Indonesia sendiri telah siap menggelar program yang dinamakan Voyage to Indonesia guna meningkatkan kesadaran terhadap penyelenggaraan acara ini.
“Ada empat pilar utama dari Voyage to Indonesia ini, yakni mengangkat pembangunan Indonesia, lingkungan ekonomi, keberagaman, dan potensi ekonomi. Sehingga tidak hanya mengangkat nama Indonesia, tetapi juga regional kita, ASEAN, untuk tampil di forum global ini,” ujar Agus.
Masih dalam kesempatan yang sama, Luhut memprediksi akan adanya peningkatan perjanjian kerja sama yang signifikan dari acara pertemuan. “Indonesia telah menjadi negara investasi yang diinginkan negara lain. Karena kita bagus, keuangan transparan dan Bank Indonesia juga prudence. Kombinasi itu bagus, dan saya nggak lihat ada alasan untuk orang tidak taruh (investasi) di Indonesia),” ungkap Luhut.
Menurut rencana, sebanyak 15-17 ribu tamu akan menghadiri Rapat Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia 2018. Jumlah tamu tersebut datang dari lebih kurang 189 bank di berbagai negara, perwakilan bank sentral, dan juga para menteri keuangan. Selain itu, para CEO dan juga bankir turut dikatakan akan hadir.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari