Menuju konten utama

LSM Kota Kita Menilai Pembangunan Semarang Makin Rentan

Semarang sekarang terlihat semakin rentan, kata Ahmad Rifai co-founder dan direktur eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kota kita karena aspek aksesibilitas bagi semua orang belum berjalan maksimal.

LSM Kota Kita Menilai Pembangunan Semarang Makin Rentan
Operator mengoperasikan alat berat dalam pembangunan Tol Semarang-Batang di Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/12). Pembebasan lahan tol sepanjang 75,35 kilometer tersebut baru mencapai 58 persen (data terakhir awal November 2016) dan oleh Pemprov Jateng pembebasan lahan ditargetkan selesai pada Desember ini. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Semarang sekarang terlihat semakin rentan, kata Ahmad Rifai co-founder dan direktur eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kota kita dalam forum diskusi panel Urban Social Forum, di SMA Negeri 1 Semarang, Sabtu (3/12/2016).

Menurutnya pembangunan kota Semarang saat ini belum memaksimalkan aspek aksesibilitas dan hak asasi manusia, terutama bagi lansia dan disabilitas. Hal ini bisa berdampak buruk di masa depan, karena orang-orang rentan bisa tersingkir.

Ia mengatakan tata ruang kota tidak bisa hanya memandang infrastruktur saja tapi juga harus melibatkan peran masyarakat dalam pembangunan kota agar masyarakat tidak menjadi korbannya tapi menjadi subjek yang punya peran penting di dalamnya. Dalam sebuah master plan pembangunan kota, seluruh lapisan harus memperoleh akses partisipasi.

Sementara itu, Risnawati Utami dari Organisasi Handicap Nusantara-Ohana menambahkan beberapa hal penting dalam pembangunan kota ialah harus memenuhi aksesibilitas dan non diskriminasi.

"Banyak orang tidak bisa mengakses kota karena hambatan sikap orang pada kami (disabilitas), pemerintah belum memberikan solusi yang berintegrasi dengan kami. Masih banyak trotoar yang memiliki banyak tonjolannya. Kalau itu di luar negeri, tonjolan itu sudah bisa turun otomatis sehingga trotoar di kota kita ini kurang aksesible, " kata Risnawati sambil duduk di atas kursi roda selama memberikan materi dalam forum Urban Social Forum, di SMA Negeri 1 Semarang, Sabtu (3/12/2016).

Ia pun menyarankan kepada pemerintah pusat dan kota Semarang pada khususnya agar menerapkan pembangunan yang menjunjung sisi humanis atau menerapkan pendekatan HAM.

"Pendekatan HAM harus menjadi isu utama untuk pembangunan kota. Saya yakin dengan pendekatan human rights semua orang akan merasakan yang terbaik karena semua orang dilibatkan,"ujarnya.

Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam pembangunan menjadi sesuatu hal yang penting.

Ia mengatakan untuk mewujudkan kota yang inklusif harus partisipatif dan tidak diskriminatif, karena hal ini ada kaitannya dengan prediksi masa depan yaitu akan ada lebih banyak masyarakat yang mengalami gangguan jiwa karena stres. Pemicunya orang sulit akses perkembangan kota.

Oleh karenanya hal ini harus dicegah dengan cara mengupayakan semua orang bisa mengekspresikan seni dan budaya dan lain sebagainya di dalam kotanya sendiri, baik oleh anak-anak, orang dewasa, langit dan juga disabilitas.

"Setiap kota sebetulnya punya keunikan tersendiri," katanya.

Ia mengatakan kenaikan ini bisa dipertahankan dengan menerapkan pendidikan inklusif kepada generasi muda dengan harapan di masa depan akan terbangun infrastruktur yang tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lain.

"Dan teman-teman disabilitas agar tidak dikasihani, tapi berikan bantuan akses agar mereka bisa melakukan apa saja secara mandiri," katanya.

Contoh soal aksesibilitas misalnya transportasi didesain secara khusus untuk keramahan disabilitas.

Baca juga artikel terkait URBAN SOCIAL FORUM atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh