Menuju konten utama

LPEM FEB UI: Suku Bunga Acuan Sebaiknya Dipertahankan 3,50 Persen

Tidak meratanya perekonomian domestik, gangguan rantai pasok, serta kelangkaan energi di dunia menciptakan tantangan serius terhadap pemulihan ekonomi.

LPEM FEB UI: Suku Bunga Acuan Sebaiknya Dipertahankan 3,50 Persen
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) akan merilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2022, pada Selasa (19/4/2022) siang ini. Salah satu poin yang bakal disoroti adalah penetapan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) saat ni berada di 3,50 persen

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky memperkirakan, bank sentral Indonesia bakal kembali menahan suku bunga acuannya di 3,50 persen. Hal ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi global belakangan yang sedang berada dalam kondisi tidak ideal.

"Oleh karena itu, suku bunga acuan sebaiknya dipertahankan di 3,50 persen bulan ini," kata Teuku dalam pernyataannya, Selasa (19/4/2022).

Teuku melihat tidak meratanya ekonomi domestik, gangguan rantai pasok berkelanjutan, serta kelangkaan energi di berbagai belahan dunia telah menciptakan tantangan serius terhadap proses pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, pecahnya perang Rusia-Ukraina juga turut memperkeruh masalah ekonomi global, terutama inflasi, yang memicu naiknya harga komoditas energi dan pangan.

Sementara di level global, lanjut Teuku, perekonomian dihadapkan pada masalah kesehatan dan implikasi perang pada saat yang bersamaan. Namun di sisi domestik, beruntungnya, dampak dari perkembangan terkini di level global relatif terkendali hingga saat ini.

"Risiko akan inflasi di masa mendatang dengan mendekatnya periode Ramadan, relaksasi dari pembatasan sosial, naiknya harga energi dan pangan akan memberikan tantangan besar terhadap regulator, utamanya BI," jelas dia.

Pada RDG Maret 2022, Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

“BI mempertahankan BI 7 Days Reverse Repo Rate 3,5 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis 17 Maret 2022 lalu.

Selain itu, BI juga menahan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.

“Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut, melalui berbagai langkah," jelas Perry.

Berbagai langkah kebijakan ditempuh bank sentral, salah satunya dengan memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah. Kemudian melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada perkembangan komponen SBDK secara granular serta faktor yang memengaruhi.

“BI juga berupaya memastikan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas dalam rangka menyambut bulan Ramadan serta Hari Raya Idulfitri 2022," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN BI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky