Menuju konten utama

Liverpool vs Newcastle, The Reds Terbiasa Hadapi Taktik Bertahan

Menjelang duel Liverpool vs Newcastle di Liga Inggris pada Rabu (26/12/2018), The Reds terbiasa menghadapi tim dengan karakter bertahan.

Liverpool vs Newcastle, The Reds Terbiasa Hadapi Taktik Bertahan
Liverpool Sadio Mane, mencetak gol pembuka timnya melewati kiper Real Madrid, Keylor Navas saat pertandingan final Liga Champions antara Real Madrid dan Liverpool di Stadion Olimpiyskiy di Kiev, Ukraina, Sabtu, 26 Mei 2018. (AP Photo / Efrem Lukatsky)

tirto.id - Liverpool akan melanjutkan misi memertahankan rekor tak terkalahkan mereka di Liga Inggris saat menjamu Newcastle United di Stadion Anfield pada pekan ke-19. Pertandingan yang berlangsung di Boxing Day Rabu (26/12/2018) pukul 22.00 WIB itu bisa menjadi uji ketahanan bagi The Reds dalam menghadapi sekali lagi tim dengan gaya bertahan.

Laga Liverpool vs Newcastle United sekaligus menjadi pertandingan pamungkas The Reds di paruh musim pertama Liga Inggris. Meskipun, mereka masih terlibat dalam jadwal ketat kompetisi setidaknya sampai awal Januari. Saat ini, Mohamed Salah dan kolega berada di puncak klasemen dengan 48 poin, hasil dari 15 kemenangan, 3 kali imbang dan belum pernah menelan kekalahan.

Fakta bahwa Manchester City baru mengumpulkan 44 poin, sudah dipastikan Liverpool akan menjadi juara paruh musim. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari moncernya barisan lini depan The Reds yang dikomandoi Mohamed Salah dan kawan-kawan. Kendati masih kalah produktif dengan Manchester City (50 gol), dan Arsenal (40 gol), anak asuh Jurgen Klopp musim ini tidak pernah kehilangan ide untuk menciptakan peluang untuk dikreasikan menjadi gol.

Dari 18 pertandingan yang sudah dijalani The Reds di Liga Inggris, berdasarkan statistik Whoscored, mereka rata-rata melakukan 15,9 tembakan per laga dan memiliki rerata 2,2 gol di setiap pertandingan. Kubu Anfield hanya kalah dari Manchester City yang melakukan 18,4 tembakan di tiap laga.

Proses terciptanya gol yang dilesakkan ke gawang lawan membuktikan Liverpool dapat menggunakan open play maupun set piece dengan baik. 20 gol di antaranya terjadi lewat proses open play, 11 gol dihasilkan dari skema bola mati, dan 5 gol berawal dari serangan balik cepat.

Dari tendangan penalti, Liverpool mencetak 1 gol. Sementara itu, 2 gol lainnya berasal dari gol bunuh diri pemain lawan. Dengan statistik seperti itu, tim-tim yang berhadapan dengan Liverpool pun seringkali melakukan strategi bertahan.

“Saya tahu permainan (bertahan) Wolverhampton adalah tantangan besar bagi kami. Sebelumnya kami bermain melawan (Manchester) United dan menang. Saya bahagia ketika melihat reaksi (saat melawan Wolverhampton). Itulah yang kami butuhkan: tetap garang, tetap berambisi untuk menang.

Itulah yang harus kita tunjukkan saat berhadapan dengan Newcastle. Untuk ketiga kalinya, mungkin kami akan menghadapi tim dengan permainan bertahan. Namun, kemungkinan lain bisa saja terjadi, sehingg kita perlu beradaptasi dengan berbagai hal yang mereka lakukan di lapangan,” kata Jurgen Klopp dalam konferensi pers (25/12/2018), seperti dikutip laman resmi Liverpool.

The Magpies dalam laga kontra The Reds diprediksi akan tampil bertahan seperti tim-tim papan tengah lain untuk meredam permainan menyerang Jordan Henderson dan kolega. Apalagi, pelatih mereka, Rafael Benitez, punya kemampuan dan kebiasaan menerapkan strategi bertahan yang baik saat bertandang ke kandang lawan.

Berdasarkan statistik Whoscored, Newcastle tercatat hanya memiliki rerata 40,1 persen penguasaan bola dalam laga tandang, atau urutan ke-19 dari 20 peserta Liga Inggris. Selain itu total, Newcastle baru kebobolan 7 gol dari 8 partai tandangnya di Liga Inggris musim ini.

Baca juga artikel terkait LIGA INGGRIS atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Fitra Firdaus