tirto.id -
"Lampu [lalu lintas] yang masih padam ada 5 di Jakarta Pusat, 7 di Jakarta Barat, 4 di Jakarta Selatan, 2 di Jakarta Utara dan 3 di Jakarta Timur," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Muhammad Nasir, ketika dikonfirmasi, Senin (5/8/2019).
Ditlantas Polda Metro Jaya mengerahkan 363 personel untuk mengatur arus lalu lintas di sekitar daerah tersebut. Ia mengatakan jumlah personel bisa bertambah atau berkurang lantaran pasokan listrik belum stabil.
21 titik lampu lalu-lintas yang masih padam yakni:
a. Jakarta Barat: Grogol, Relasi, Daan Mogot Baru, Puri, Srengseng, Meruya, Intercon.
b. Jakarta Timur: Garuda, Cibubur, Pemuda.
c. Jakarta Selatan: Kebayoran Baru, Margaguna, Pertanian, Mangga Besar.
d. Jakarta Utara: Emporium Pluit, Mangga Dua.
e. Jakarta Pusat: Sumbawa, Dukuh Bawah, Pegangsaan, Salemba, Diponegoro.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) awalnya mengatakan penyebab listrik padam karena gangguan pada gas turbin 1 sampai 6 di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilegon, Banten dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin di Cilegon.
Tapi pernyataan ini diralat. Penyebab blackout, kata PLN, adalah gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran dan Pemalang.
Direktur Pengadaan Strategis 2 Djoko Raharjo Abumanan mengatakan gangguan transmisi terjadi karena ada kelebihan beban listrik khususnya di Jakarta, Bekasi, dan Banten.
"Ini langsung kolaps sistem yang ada di sebelahnya. Di beban ini kawatnya langsung turun tegangannya. Kalau dia turun, pembangkit-pembangkit di sisi barat langsung kolaps semua karena dia tidak seimbang," kata Djoko di Kantor PLN Pusat Pengatur Beban (P2B) Gandul, Depok, Jawa Barat, Minggu (4/8/2019).
Selama ini pasokan listrik yang ada di Jawa bagian Barat berasal dari tiga pembangkit, kata Djoko, pembangkit di Suralaya, Cilegon, dan Muara Karang.
Gangguan pada SUTET di dua tempat itu menyebabkan transfer listrik dari timur ke barat Pulau Jawa mengalami kegagalan yang menyebabkan gangguan di seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Pulau Jawa.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri