tirto.id - Tembang Sinom merupakan salah satu tembang yang terdapat dalam Tembang Macapat. Tembang macapat adalah puisi yang dinyanyikan. Di Jawa Tengah ada 11 jenis tembang macapat yakni, pangkur, maskumambang, sinom, asmaradana, dandanggula, durma, mijil, kinanti, gambuh, pucung, dan megatruh. Tembang-tembang ini menggambarkan perjalanan hidup manusia dari lahir hingga mati.Dalam bahasa Jawa kata “sinom” memiliki arti pucuk daun yang baru tumbuh dan bersemi. Tembang macapat sinom memiliki gambaran fase manusia yang sedang tumbuh dan tengah beranjak dewasa. Masa pubertas ketika seorang anak mengalami perubahan fisik dan pematangan fungsi-fungsi seksual. Pada fase ini juga, seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, keluar dari zona nyamannya dan masa seorang anak mencari jatidiri mereka.
Setiap tembang macapat memiliki watak atau karakter masing-masing. Watak tembang sinom yaitu kesabaran dan keramahtamahan. Tembang ini biasanya digunakan untuk memberikan wejangan atau nasihat-nasihat yang baik.
Tembang sinom memiliki 9 lirik atau baris kalimat, dalam macapat disebut juga 9 Guru Gatra.
Guru wilangan tembang sinom adalah 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12.
Guru lagu tembang sinom yaitu a, i, a, i, i, u, a, i, a.
Lirik Tembang Macapat Sinom
Amenangi jaman edan
Ewuh aja ing pambudi
Melu edan ora tahan
Jen tan melu anglakoni
Boya kaduman melik kaliren
Wekasanipun dilalah karsa Allah
Begjane kang lali
Luwih begja kang engling lan waspada
Artinya :
Mengalami zaman gila
Sulit dalam pikiran
Ikut gila tidak tahan
Kalau tidak ikut melakoni
Tidak dapat bagian apa-apa
Kelaparan akhirnya
Untungnya kehendak Allah
Sebaik-baiknya orang lupa
Lebih beruntung yang senantiasa ingat dan waspada
Editor: Addi M Idhom