Menuju konten utama

Lempar Lembing: Sejarah, Teknik Dasar, Beserta Ukuran Lapangannya

Sejarah lempar lembing beserta teknik dasar olahraganya. Berapa ukuran lapangan dalam olahraga lempar lembing?

Lempar Lembing: Sejarah, Teknik Dasar, Beserta Ukuran Lapangannya
Atlet Uzbekiztan, Ekaterina Voronina beraksi pada nomor lempar lembing Heptathlon putri Asian Games ke-28 Tahun 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (29/8/2018). ANTARA FOTO/INASGOC/Adi Wijaya

tirto.id - Olahraga lempar lembing merupakan bagian dari nomor perlombaan atletik. Dari sejarahnya, lempar lembing merupakan salah satu olahraga tertua di dunia. Lantas, apa teknik dasar dan ukuran lapangannya?

Sebagaimana dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lempar lembing adalah bentuk olahraga melemparkan tombak kayu dengan ujung berlapis logam runcing sejauh mungkin.

Dilansir World Athletics, olahraga lempar lembing berasal dari aktivitas berburu atau perang di masa silam. Lambat laun, keterampilan melempar lembing dimasukkan dalam kelompok olahraga atletik, sebagai aktivitas dasar manusia (melempar) yang ditempa secara profesional.

Diperkirakan, lempar lembing sudah dimasukkan ke daftar olahraga Olympic Games pada 708 SM sebagai bagian dari pancalomba (pentathlon). Secara resmi, lempar lembing tergolong cabor atletik Olympic Games sejak 1908 untuk atlet pria dan 1932 untuk kelompok atlet wanita.

Sejauh ini, atlet Ceko Jan Zelezny dinobatkan sebagai pelempar lembing terbaik dalam sejarah. Ia memenangkan hat-trick, menyabet tiga gelar berturut-turut dalam Olimpiade 1992-2000, serta mencetak rekor dunia dengan lemparan sejauh 98,48 meter pada 1996.

Sementara itu, rekan senegaranya, Barbora Spotakova adalah salah satu pelempar lembing wanita terkemuka dunia. Ia memenangkan gelar olimpiade pada 2008 dan 2012, serta merupakan pemegang rekor dunia putri terbaik dengan lemparan lembing sejauh 72,28 meter.

Bentuk & Ukuran Lapangan Lempar Lembing

Ukuran lapangan lempar lembing adalah sebagai berikut:

  • Lebar awalan: 4 meter
  • Panjang awalan: 40 meter
  • Lebar garis lurus sebelah kanan dan kiri garis lempar: 1,5 meter
  • Lebar garis lempar: 7 meter

Teknik Dasar Lempar Lembing

Secara umum, terdapat 6 teknik dasar dalam melempar lembing sebagaimana dikutip dari buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (2017) yang diterbitkan Kemendikbud. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Cara memegang lembing

Cara memegang lembing disesuaikan agar digenggam dengan kuat dan nyaman. Macam-macam cara memegangnya terdiri dari cara memegang Finlandia, cara Amerika, hingga cara menjepit.

Penjelasan mengenai cara memegang lembing dengan gaya Finlandia adalah sebagai berikut:

  • Lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hampir menuju arah badan.
  • Jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang lembing (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing).
  • Jari telunjuk harus lemas ke belakang demi menahan badan lembing. Sementara itu, jari-jari lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas.
  • Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar lembing.

2. Cara membawa lembing

Cara membawa lembing dilakukan dengan sikap siap siaga melempar lembing. Cara membawanya terbagi dari tiga macam sebagai berikut:

  • Lembing diposisikan di atas pundak ketika dibawa;
  • Lembing diposisikan ke bawah saat dibawa; atau
  • Membawa lembing di depan dada.

3. Lari ancang-ancang atau lari awalan

Dalam tahap ancang-ancang, pelempar lembing berada dalam gerakan akseleratif. Tujuannya adalah untuk mempercepat lemparan lembing tersebut.

Lari ancang-ancang ini terbagi menjadi lari awalan silang (cross-step) dan lari awalan jangkit (hop-step).

4. Lima langkah berirama

Pemusatan power dilakukan dengan tahap 5 langkah berirama, yaitu tahap penarikan, langkah impuls, dan pelepasan.

5. Melepas lemparan sebagai bagian dari 5 langkah berirama

Dalam tahap lemparan, energi difokuskan di otot tangan untuk melepaskan lembing sekuat mungkin.

Saat dilemparkan, lengan atlet harus dalam kondisi vertikal, sedekat mungkin dengan lembing yang dilepaskan.

6. Pemulihan (recovery)

Dalam tahap pemulihan, pelempar menahan tubuhnya dengan batas jarak antara kaki dari kaki penahan ke garis batas lempar sejauh 1,5 – 2 meter.

Baca juga artikel terkait OLAHRAGA ATLETIK atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yantina Debora