Menuju konten utama

Legenda dan Mitos Steven Seagal

Nama Steven Seagal dikenal sebagai aktor film kelas B. Tapi ia lebih dari itu semua.

Legenda dan Mitos Steven Seagal
Steven Seagal dari film Mark for Death. FOTO/Istimewa

tirto.id - Seperti biasa, selepas jam kantor usai saya rutin membuka Torrent untuk mencari film-film bagus yang bisa diunduh gratis. Di setiap 3 atau 4 laman, saya selalu menemukan satu wajah familiar dalam poster film bajakan: Steven Seagal.

Seagal masih main film? Remaja yang tumbuh besar di era 90-an rasanya mustahil tak kenal Seagal. Meski karier Seagal meredup sejak lama, saya masih mengingat kiprahnya saat bermain sebagai penjahat bernama Rogelio Torrez di film Machete (2010). Seagal masih rutin bermain film hingga 2016? Didorong rasa penasaran, saya mulai menjelajah Google untuk mencari tahu tentang Seagal. Hasil pencarian membuat saya harus minta maaf karena telah lancang mengira Seagal sudah pensiun dari dunia film. Rasanya mustahil Seagal akan pensiun mengingat betapa besarnya pesona orang ini.

Dalam jagat film populer, ada dua aktor laga yang namanya sudah jadi mitos dan kerap jadi bahan meme: Chuck Norris dan Seagal. Norris dan Seagal ini memang lebih banyak main dalam film B. Namun, hal itu tak menghalangi lahirnya para pemuja setia. Jika Chuck diasosiasikan sebagai ahli bela diri yang murah senyum dan tak banyak tingkah, Seagal kebalikannya. Ia jarang tersenyum, membuatnya diliputi aura dingin yang bengis dan membekukan, walau dalam filmnya ia nyaris selalu dapat peran sebagai protagonis.

Seagal lahir di Lansing, Michigan, pada 10 April 1952. Seagal sebenarnya lahir dari sepasang orang tua yang merupakan manusia biasa, bukan lahir dari rahim Alien seperti dugaan beberapa penyembahnya. Ayahnya adalah Samuel Seagal, guru matematika. Ibunya adalah Patricia, seorang pekerja di bidang media. Saat Seagal berumur 5 tahun, keluarga ini pindah ke Fullerton, California.

Pada usia 13 tahun, Seagal membohongi pemilik restoran The Wagon Wheel untuk bisa bekerja di sana. Siapapun tentu tidak akan mengira Seagal berusia 13 tahun dengan wajah seserius itu. Tugas pertama Seagal adalah pencuci piring. Di sana, salah seorang juru masak yang juga ahli karate terkesan melihat gesitnya gerak Seagal. Maka si juru masak tanpa nama itu mengajari Seagal gerakan dasar karate. Ternyata Seagal tertarik dengan bela diri.

Pada 1964 ia berguru pada Harry Kiyoshi Ishisaka, pendiri Orange County Aikido School. Harry adalah orang yang mempopulerkan aikido di California. Saat meninggal pada 1978, majalah Black Belt menuliskan obituari dengan menyebut Harry sebagai, "salah satu praktisi aikido paling penting di Amerika."

Pada usia 19 tahun, Seagal pergi ke Jepang untuk belajar berbagai bentuk bela diri Jepang lain, termasuk karate. Seagal berguru ke banyak orang, seperti Koichi Tohei, juga Seiseki Abe. Usahanya berbuah manis. Seagal berhasil meraih dan 7 (peringkat tertinggi) dalam aikido dan berhak menyandang gelar Shihan, alias master instruktur. Tak cuma itu, Seagal berhasil meraih sabuk hitam di karate, judo, juga kendo.

Seagal kemudian membuka dojo aikido di Jepang, menjadikannya sebagai orang asing pertama yang membuka dojo aikido di Jepang. Bayangkan, ada orang asing yang mengajar aikido di tanah kelahiran aikido. Itu seperti ada orang Michigan mengajari orang Padang bagaimana cara membuat rendang.

Seagal kembali ke California pada 1974. Di sana ia bertemu dengan Miyako Fujitani, instruktur aikido di Los Angeles. Setahun kemudian, Miyako dan Seagal menikah di Jepang. Miyako yang memang berasal dari keluarga instruktur aikido mewarisi dojo dari sang ayah. Seagal kemudian mengajar di sana. Tak lama, Seagal menjadi kepala di dojo bernama Tenshin Aikido yang terletak di Juso, Osaka.

Infografik Steven Seagal

Memulai Legenda di Layar Lebar

Jujur saja, kalau tidak bermain film, nama Seagal tidak akan melambung seperti sekarang. Namanya akan dikenal tapi terbatas bagi penggemar bela diri saja. Namun, Seagal memang ditakdirkan menjadi legenda.

Di awal 1980-an, ia bertemu dengan Kelly LeBrock, model yang namanya melejit sewaktu membintangi film The Woman in Red (1984). Hubungan ini rumit sebenarnya. Pasalnya, saat itu Seagal masing menjalani pernikahan dengan Adrienne La Russa, sementara Seagal juga belum bercerai dengan Miyako. Tapi Seagal memang seperti babi hutan, ia hanya tahu jalan terus. Apapun halangannya, tabrak saja.

"Kelly adalah takdirku," ujarnya pada majalah Spy.

Seagal akhirnya menikah juga dengan Kelly setelah menceraikan dua istrinya terlebih dulu. Seagal langsung masuk radar lampu sorot Hollywood karena punya istri aktris sekaligus model yang sedang naik daun. Apalagi dojo Seagal di California punya murid masyhur dari kalangan film, seperti aktor James Mason dan James Coburn, juga pencari bakat Michael Ovitz, yang mendirikan Creative Artists Agency.

Michael yang kemudian mengenalkan Seagal ke petinggi Warner Bros. Di sana, Seagal memperagakan aikido. "Michael bertindak lebih, tidak sekadar menjadi agen Seagal, tapi juga kawan dan murid," kata Terry Semel, presiden Warner kala itu, pada majalah People. Rekomendasi Michael berhasil dengan gemilang.

Pada 1988, Seagal membintangi film pertamanya yang dibuat oleh Warner, Above the Law. Posternya menampilkan wajah besar Seagal --yang tentu saja masih tirus-- yang menenteng pistol. Tatapan mata yang tajam dan rambut kuncir kuda itu yang kelak jadi ciri khas Seagal hingga berdekade kemudian.

Seagal berperan sebagai Sersan Nico Toscani, detektif berdarah Palermo yang bertugas di Departemen Kepolisian Chicago. Seagal bertugas menyelidiki peredaran obat bius dan bahan peledak. Di film ini, Seagal tentu saja menampilkan keahliannya dalam aikido. Dalam buku The Encyclopedia of Martial Art Movies (1995), film Above the Law dianggap film Amerika pertama yang menampilkan bela diri aikido.

Meski dianggap kurang berhasil dari segi artistik --yang kelak menimpa sebagian besar film Seagal-- tapi film perdana ini lumayan berhasil secara pendapatan. Dengan modal 7 juta dolar, film ini mengantongi pendapatan sekitar 18 juta dolar.

Selanjutnya pintu Hollywood mulai terbuka lebar bagi Seagal. Memang kebanyakan filmnya tipikal: kelas B, film aksi yang menampilkan aikido, dan tentu saja Seagal sebagai jagoan yang jarang sekali terluka. Seagal kemudian masuk dalam jajaran aktor film aksi terkenal, bareng sekondan yang besar di era 80 dan 90-an, seperti Bruce Willis, Jean Claude Van Damme, Arnold Schwarzenegger, Sylvester Stallone, Dolph Lundgren, dan Michael Dudikoff.

Tapi Seagal memang jadi aktor tipikal. Perannya tak jauh-jauh dari jagoan bela diri. Entah saat dia jadi detektif, tentara khusus, ataupun saat jadi narapidana. Tipikal lain: ia jarang terluka. Seorang Rambo pun bahkan masih harus berdarah-darah. Perihal ini, sudah banyak kritikus film yang memberikan kritik pedas. Karakter Seagal nyaris haram terluka, apalagi luka berat. Ditambah dengan musuh-musuh bodoh, semisal punya pistol tapi tak segera ditembakkan.

Begitu pula soal nama. Tipikal karakter yang dimainkan Seagal selalu bernama jelek. Perpaduan antara miskinnya imajinasi dan selera yang buruk. Mulai dari Nico Toscani (Above the Law), Mason Storm (Hard to Kill), John Hatcher (Marked for Death), Gino Felino (Out for Justice), Forrest Taft (On Deadly Ground), Jack Taggart (Fire Down Below), Orin Boyd (Exit Wounds), Frank Glass (Ticker), Sasha Petrosevitch (Half Past Dead), Jonatan Cold (The Foreigner), Robert Burns (Out for a Kill), Harlan Banks (Today You Die), Tao (Against the Dark), Ruslan Drachev (Driven to Kill), hingga tentu saja Casey Ryback (Under Siege).

Perannya sebagai Casey Ryback mungkin adalah yang paling terkenal. Film Under Siege (1992) juga satu dari sedikit film Seagal yang dipuji kritikus. Di sana, Seagal berperan sebagai mantan anggota Navy SEAL yang ahli bela diri, ahli bahan peledak, ahli pertempuran dengan senjata, dan juga ahli taktik. Selepas pensiun dari ketentaraan, dia menjadi juru masak pribadi bagi kapten kapal USS Missouri, yang kemudian dibajak oleh penjahat bekas anggota CIA. Di sana kemudian Ryback menjadi penyelamat. Selain dianggap bagus dari segi estetis (mendapat 2 nominasi Oscar untuk kategori Best Sound Effects Editing dan Best Sound), film ini juga sukses besar dalam pendapatan. Dengan modal 35 juta dolar, film ini mendapat 156 juta dolar.

"Film ini serupa Die Hard dengan latar di atas kapal. Skrip dan akting yang buruk berhasil tertutupi oleh aksi keren Seagal dan peran penjahat brilian oleh Lee Jones dan Busey," tulis Brian McKay dari situs E Film Critic. Sedangkan Michael Smith dari Nolan's Pop Culture Review, dengan singkat menyebut film ini sebagai "film terbaik Seagal." Para kritikus di situs film Rotten Tomatoes yang biasanya kejam tanpa tedeng aling-aling, memberikan rating 75.

Sayang sekali, berbeda dengan Bruce Willis yang tetap bisa menjaga perannya sebagai John McClane di film Die Hard, Casey Ryback tidak bisa berhasil konsisten menghibur penonton. Sekuel Under Siege 2: Dark Territory yang mengambil latar di kereta, tak berhasil seperti kakaknya, walau tetap lumayan berhasil di box office.

The Man, The Myth, The Legend

Ada beberapa hal yang membuat Seagal sukar untuk dicintai sepenuhnya. Selain mulut besar dan lagaknya, Seagal juga dibenci banyak orang karena perlakuannya terhadap para perempuan.

Ada beberapa kasus pelecehan seksual yang melibatkan Seagal. Pada Mei 1991, dalam pembuatan film Out for Justice, tiga karyawati Warner Bros, Raenne Malone, Nicole Selinger, Christine Keeve menuntut Seagal karena pelecehan seksual. Namun kasus ini diselesaikan dengan cara damai. Pada 1994, artis Jenny McCarthy mengatakan Seagal memintanya telanjang untuk keperluan audisi Under Siege 2. Pada 1995, Cheryl Shuman menuntut Seagal karena tindak kekerasan, walau akhirnya hakim membatalkan tuntutan ini. Di 2010, Kayden Nguyen, gadis keturunan Vietnam, menuntut Seagal karena pelecehan seksual, dan perdagangan perempuan.

Tapi di luar kasus pelecehan seksual, Seagal adalah pria yang bisa segalanya. Ia ahli bela diri. Aktor. Sutradara. Penulis naskah. Musisi. Pebisnis. Aktivis. Ia adalah mitos. Legenda. Segalanya.

Yang paling menarik adalah waktu Lama Penor Rinpoche, salah satu pemuka agama Buddha Tibet, mengumumkan kalau Seagal adalah tulku, semacam orang suci berilmu dalam agama Buddha Tibet. Secara spesifik bahkan disebut kalau Seagal adalah reinkarnasi dari Chungdrag Dorje, penemu harta karun Nyingma, sekte tertua di Buddha Tibet. Perkara ini menimbulkan kontroversi, dengan beberapa pemuka agama Buddha meragukan spiritualitas seorang Seagal.

Ada banyak mitos yang mengelilingi Seagal. Selain soal ayah ibunya adalah Alien, ada pula mitos kalau tuksedo yang dipakai Seagal tiap pergi ke pesta, memiliki dua kantong khusus yang dipakai untuk menyimpan pistol. Selain itu, pada 2005, Seagal memasarkan minyak homepathic yang konon dibuat dari minyak ular pilihan. Selain itu ia berbisnis minuman berenergi, Lightning Bolt, yang konon dibuat dari jamur cordyseps yang tumbuh di lereng pegunungan Himalaya.

Karena itu pula, banyak perdebatan tentang apakah Seagal ini benar-benar hebat atau hanya orang gila nan delusional. Tapi itu tak menghalangi banyak orang mengidolakan Seagal. Beberapa kisah juga terbukti benar adanya. Semisal pada 1983, saat Seagal menjadi instruktur bela diri di film James Bond: Never Say Never Again, ia pernah mematahkan lengan Sean Connery, James Bond himself. Seagal juga melatih dua petarung terkenal UFC, Anderson Silva dan Lyoto Machida. Saat Silva bertanding dengan Vitor Belfort, ia menghajar Belfort dengan highlight-reel front kick.

"Steven Seagal membantuku menyempurnakan tendangan itu. Yang aku lakukan barusan adalah jurus yang kami latih sebelum aku naik ring," kata Silva.

Tentu saja Seagal masih tetap bermain film. Adalah hal yang luar biasa saat Seagal --yang lebih dikenal sebagai aktor film B dan filmya banyak dirilis tanpa tayang di bioskop-- masih berhasil mengundang investor menghamburkan uang, dan mampu meyakinkan produser untuk memasangnya sebagai aktor utama. Bayangkan, pada 2016, Seagal bermain 7 film. Ini artinya tiap 1,7 bulan Seagal merilis film baru.

Seagal memang sudah tak seprima dahulu. Pipinya sudah penuh timbunan lemak. April tahun ini ia berulang tahun ke 65. Ia menjalani hari tua dengan bahagia. Masih tetap bermain film, main musik, jadi produser acara televisi, sesekali berkuda --ia punya peternakan seluas 2.200 hektare di Shasta Valley, California. Sesekali menemani Vladimir Putin makan siang. Sesekali terkekeh melihat meme tentangnya di situs 9gag atau 4chan.

Apa boleh buat, ia Steven Seagal, jagoan, mitos, dan legenda itu sendiri.

Baca juga artikel terkait FILM LAGA atau tulisan lainnya dari Nuran Wibisono

tirto.id - Film
Reporter: Nuran Wibisono
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Nuran Wibisono