tirto.id - Sebanyak 40 persen dari total kebutuhan air bersih warga DKI Jakarta selama ini dipenuhi dari air tanah. Baru 60 persen dari total kebutuhan air warga DKI yang dipasok oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Imam Santoso mengatakan pemerintah sedang berupaya mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta tersebut. Solusinya ialah dengan manambah pasokan air bersih dengan sumber dari cadangan yang ada di waduk.
"Air tanah itu begitu ambil tanah berlebih, permukaan muka tanah turun. Kita harus mengurangi pengambilan air tanah berlebihan," ujar Imam di kawasan Bundaran HI Jakarta dalam acara perayaan Hari Air Dunia ke-26 pada Minggu (25/3/2018).
Dia menilai upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan sanksi bagi pengguna air tanah tanpa izin belum efektif sebagai solusi.
"Pemda DKI sudah memberikan sanksi dan sebagainya. Tapi bagaimana? Kalau airnya enggak bisa diberikan, padahal mereka butuh air," kata dia.
Karena itu, menurut Imam, pemerintah pusat berupaya mengurangi penggunaan air tanah di ibu kota dengan mencari alternatif sumber pasokan.
"Kami tidak bisa menyetop, mereka butuh air kok. Kita mengupayakan ada tambahan pasokan dari Waduk Jatiluhur," kata dia.
Imam tidak menyebutkan jumlah persis penambahan pasokan itu. Sebagai informasi, pasokan air bersih untuk warga DKI Jakarta dari Waduk Jatiluhur selama ini sekitar 16,5 juta meter kubik.
Imam menambahkan sumber pasokan air bersih juga bisa memanfaatkan pasokan dari aliran sungai Cisadane dan Cipinang.
Dia mencatat, selama ini, penggunaan air PDAM di ibu kota pada malam hari sekitar 10-11 juta meter kubik. Tapi, ketika siang hari, kebutuhan warga Jakarta bisa sampai 20 juta meter kubik air.
"[Pasokan] Akan ditambah dari Waduk Karian di Banten. Pasokan tambahan 4,5 juta meter kubik [air]. Kita berharap kebetuhan air baku di Jakarta bisa terpenuhi," kata dia.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR berencana membangun jaringan distribusi air dari Waduk Karian menuju Jakarta. Sumber-sumber air bersih baru juga sedang dipetakan.
Imam menjelaskan Kementerian PUPR menargetkan, pada 2023, pasokan air bersih di Jakarta sudah sepenuhnya menggunakan sumber dari waduk, dan tidak lagi air tanah. Namun, butuh upaya keras untuk memenuhi target itu karena pertumbuhan penduduk ibu kota berjalan cepat.
"Kalau dengan prediksi kita sekarang (asumsi jumlah penduduk 12 juta) terpenuhi pada 2023. Tapi, kan susah, masyarakat kan tambah terus. Pada 2023 kan penduduknya tambah terus," kata dia.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom