tirto.id - Kubu Anies Baswedan-Sandiaga Uno menduga ada mobilisasi massa dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Hal itu, kata mereka, ditunjukkan dengan ratusan ribu pemilih invalid dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Anggota Tim Sukses Anies-Sandi dari Partai Gerindra, Syarif, menyampaikan temuan dugaan pemilih invalid itu sudah disampaikan tim pemenangan Anies-Sandiga saat penetapan DPT oleh KPU kabupaten/kota dan sudah dilakukan evaluasi pada Jumat (7/4/2017) dini hari.
"Berdasarkan data yang kami telusuri ada kurang lebih 153.000 pemilih invalid. Artinya apa, mobilisasi massa," ujar Syarif.
Namun karena keterbatasan waktu, kata Syarif, evaluasi hanya dilakukan selama tiga hari dan baru berhasil menemukan 33.000 data pemilih yang invalid. "Coba kalau diberikan waktu sedikit lagi saya yakin dapat itu 153.000 data pemilih invalid," ujar dia.
Atas dugaan kubu Anies-Sandiaga, Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno mengaku dugaan itu menjadi pelajaran penting bagi penyelenggaraan Pilkada Jakarta.
Sumarno menekankan bahwa pada 22-28 Maret 2017 daftar pemilih sementara (DPS) telah diumumkan dan pada masa tersebut diberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan masukan dan tanggapan terhadap DPS yang diumumkan.
"Mestinya tanggapan terkait DPS dilakukan 22-28 Maret 2017, karena kalau di luar itu maka akan berpengaruh terhadap tahapan pilkada," kata Sumarno.
Meskipun demikian, kata Sumarno, sanggahan dari kubu Anies cukup penting dan akan tetap diakomodasi KPU Jakarta. "Kita akan duduk bersama lagi Jumat sore nanti jam 16.00, antara tim pasangan nomor dua, nomor tiga, Bawaslu dan KPU agar cepat menyelesaikan masalah ini," ujar Sumarno.
Seperti dikabarkan antara setelah sanggahan disampaikan Tim Pemenangan Anies-Sandi, jumlah DPT hasil rekapitulasi justru bertambah karena ada perbaikan data oleh KPU kabupaten/kota Jakarta Barat. Pada awal sidang hasil rekapitulasi DPT berjumlah 7.218.254, namun setelah perbaikan bertambah menjadi 7.218.280.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH