Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Kronologi Penularan Dokter Positif Corona di RS Kariadi Semarang

Berdasarkan hasil tes pemeriksaan pada 14 April 2020, ada 34 pegawai RSUP Kariadi yang mayoritas merupakan dokter dinyatakan positif COVID-19.

Kronologi Penularan Dokter Positif Corona di RS Kariadi Semarang
Ilustrasi Pasien Corona. foto/istockphoto

tirto.id - Direktur Utama RSUP Dr Kariadi Semarang, Agus Suryanto menyatakan sejak Januari hingga pertengahan April 2020 terdapat 57 pegawai yang positif COVID-19. Sementara total pasien positif Corona yang dirawat di RSUP Kariadi berjumlah 112 orang.

“Jumlah ODP itu mencapai 296 dan PDP 313. 112 orang dinyatakan positif yang di antaranya 57 itu pegawai RSUP Kariadi," kata Agus dalam keterangan melalui video, Jumat (17/4/2020).

Untuk pegawai RSUP Kariadi yang meninggal sampai hari ini, kata Agus, ada dua orang. Satu sudah terkonfirmasi positif COVID-19. Sedangkan satu lagi masih menunggu hasil pemeriksaan.

Sementara itu, berdasarkan hasil tes pemeriksaan pada 14 April 2020, kata Agus, ada 34 pegawai RSUP Kariadi yang mayoritas merupakan dokter. Ia mengkoreksi informasi bahwa terdapat 46 yang positif COVID-19.

"Setelah kami telusur ternyata ada dua nama [yang sama] kemudian ada keluarganya pasien yang ikut dalam satu rangkaian [data]," kata dia.

Komposisi sebagian besar yang positif itu, kata Agus, tanpa gejala atau OTG (orang tanpa gejala). Setidaknya, kata dia, yang positif COVID-19 ada enam dokter spesialis yang terdiri dari empat spesialis bedah syaraf dan dua masing-masing spesialis penyakit dalam dan anak.

Selain itu, ada 24 orang Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang 15 di antaranya merupakan PPDS bedah. Selain itu, ada enam dokter umum, dua fisioterapi, satu tenaga administrasi, dan satu tenaga perawat.

Berdasarkan penelusuran penyebab banyaknya dokter yang terinfeksi COVID-19 ini, kata dia, salah satunya karena lamanya identifikasi pasien positif COVID-19. Hal ini yang terjadi pada pasien bedah.

Awalnya pasien tersebut bukan merupakan pasien COVID-19. Kemudian pasien dirawat oleh satu kelompok bedah syaraf yang ternyata pasien tersebut positif Corona.

"Pasien bedah syaraf yang anak yang pulang dari daerah terjangkit itu orang tuanya posisif, jadi teridentifikasi terlambat," kata dia.

Dari penelusuran penyebab kenapa banyak dokter yang terinfeksi COVID-19, kata Agus, tertular dari sesama dokter.

"Walaupun semua dokter sudah dilakukan swab, namun rupanya tidak melakukan isolasi mandiri secara baik sehingga terjadi tular-tularan sesama sejawat," kata dia.

Ada kelompok dokter kandungan yang merawat seorang ibu hamil yang sudah diketahui positif dan dilakukan operasi oleh kelompok dokter tersebut.

Hal itu bisa terjadi penularan, kata Agus, karena ada celah para dokter yang membuat mereka tertular. Meskipun mereka sudah memakai APD lengkap, tapi kata dia masih ada celah yang perlu diperbaiki.

“Kemungkinan terjadi penularan saat penyimpanan APD, kemudian penyimpanan APD pasca operasi dll. Itu yang perlu ditingkatkan," kata dia.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz