tirto.id -
Tema tersebut yakni tentang ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri.
"Mudah-mudahan dengan mencermati visi misi dan tawaran masing-masing kandidat itu bisa memantik masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya," ujar Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi saat dihubungi, Kamis (11/4/2019).
Kata Pramono seperti debat pertama, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan kembali berhadapan di debat terakhir ini. Apalagi debat terakhir ini digelar sehari sebelum masa tenang Pemilu 2019 dimulai.
Debat terakhir ini, kata Pramono bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon pemimpin untuk lima tahun ke depan.
"Kita bisa melihat kombinasi antarkandidat capres-cawapres dalam satu kesatuan lengkap bagaimana masing-masing menawarkan solusi untuk masyarakat," pungkasnya.
Sementara, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman meminta sepuluh panelis debat kelima memaksimalkan pembuatan soal untuk debat kelima Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang digelar Sabtu (13/4/2019).
"Dalam kultur pemilu kita di antara banyak tahapan klimaks di bagian akhir. Kami sangat berharap betul-betul terurai yang jadi klimaks yang dibutuhkan Indonesia, apalagi ini tema ekonomi yang menyangkut hajat orang banyak," ujar Arief di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2019).
Sepuluh panelis telah ditetapkan KPU untuk membuat soal debat kelima. Mereka juga telah diminta KPU untuk menandatangani Pakta Integritas demi menjaga kerahasiaan soal.
Diketahui, debat terakhir akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta, pukul 20.00 WIB. Empat stasiun TV yang akan menayangkan debat kelima yaitu TVOne, ANTV, Berita Satu, Net TV.
Berikut ini nama sepuluh panelis di debat kelima:
1. Rektor Unair, Prof. Muhammad Nasih
2. Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura, Prof. Eddy Suratman
3. Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Muhammad Arief Mufraini
4. Dekan FEB Universitas Diponegoro, Dr.Suhartono
5. Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi, Dr.Herman Karamoy
6. Dekan FEB Universitas Udayana, Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si
7. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Dr. Harif Amali Riva’i
8. Guru Besar ITB, Prof. Dr. Ir. Dermawan Wibisono
9. Dosen Community Development Unika Soegijapranata Semarang, Tukiman Taruno Sayoga Ph.D
10. Direktur Eksekutif Indonesia Global Justice (IGJ) Rahmi Hertanti.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Nur Hidayah Perwitasari