Menuju konten utama

KPPU Jamin Stok Daging di Indonesia Aman Hingga Lebaran

Syarkawi Rauf mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian stok daging sapi di Indonesia aman dan bahkan surplus menjelang Lebaran.

KPPU Jamin Stok Daging di Indonesia Aman Hingga Lebaran
Pedagang melayani pembeli daging sapi di Pasar Impres Lhokseumawe, Aceh, Senin (15/5). ANTARA FOTO/Rahmad

tirto.id - Komisi Pengawas Persiangan Usaha (KPPU) memastikan stok daging sapi di Indonesia masih surplus (lebih) untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah.

Ketua KPPU, Syarkawi Rauf mengatakan, berdasarkan data, stok daging sapi di Indonesia aman bahkan lebih. "Antara kebutuhan dan stok daging sapi saat ini berdasarkan data Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian stok kita aman dan bahkan surplus," kata Rauf, Senin (22/5/2017).

Ia menyebutkan saat ini jumlah sapi bakalan di Indonesia mencapai 116.417 ekor. Satu ekor sapi bakalan rata-rata seberat 200 kilogram. Kemudian, lanjutnya, setelah empat bulan dilakukan pengemukan di Indonesia sapi tersebut menjadi 500 kilogram per ekor. Sehingga total daging sapi yang tersedia untuk dua bulan mendatang seberat 23.167 ton.

Sementara untuk jumlah daging beku, kata dia, sudah mencapai 12.025 ton. Sapi lokal saat ini ada sekitar 356.620 ekor atau setara dagingnya seberat 62.400 ton.

“Stok kerbau juga ada di bulog seberat 35.326 ton. Sehingga khusus untuk sapi kita saat ini sekitar 125.000 ton. Sedangkan untuk kebutuhan hanya sekitar 106 ton. Jadi ada surplus," kata dia dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan, berdasarkan ketersedian stok yang ada, maka tidak ada alasan harga daging sapi akan naik selama Ramadan dan Idul Fitri.

"Jika ada kenaikan, patut diduga ada pelaku usaha yang mengurangi stok ke rumah potong hewan. Dengan stok di rumah potong berkurang otomatis di tingkat ritel dan pasar akan berkurang sehingga harga naik. Itu menjadi perhatian kita," jelasnya.

Rauf mengatakan, berdasarkan pengalaman pada 2015 lalu, ada sekitar 32 perusahaan pengemukan sapi melakukan pengurangan stok ke rumah potong hewan. Dengan demikian harga di ritel dan pasar melonjak naik hingga Rp150 ribu perkilogram.

"Dengan adanya perilaku pengurangan dan tindakan penahanan stok maka kami telah menindak semua perusahan pengemukan tersebut. Untuk tahun ini juga demikian jika ada yang ingin coba-coba maka akan ditindak tegas. Apalagi Pak Presiden (Joko Widodo) sudah tegas menyerukan agar semua pangan di masyarakat stabil baik dari stok maupun harganya," kata dia.

Ia menjelaskan, harga sapi yang dijual di pasar pun bervariasi tergantung jenis daginnya. Menurutnya ada tiga variasi yakni kualitas rendah di tingkat rumah potong hewan dengan harga Rp72 ribu, kualitas sedang seharga Rp90 ribu dan kualitas baik seharga Rp105 ribu.

"Untuk kenaikan harga sebenarnya juga ada dipengaruhi distribusi. Belum lagi permintaan tinggi sementara untuk pemotongan sapi bakalan harus ada standar internasionalnya. Semua yang terlibat harus bersertifikasi. Jika berkali lipat kebutuhan maka SDM harus ditambah atau jam kerjanya. Itu juga menjadi persoalan selain stok yang mempengaruhi harga jual," kata dia.

Baca juga artikel terkait DAGING SAPI atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto