tirto.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan (Capim) KPK bisa memperhatikan komposisi gender dalam pemilihan pimpinan KPK.
"KPK berharap keseimbangan gender juga menjadi perhatian dalam proses seleksi Pimpinan KPK ini," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah lewat keterangan tertulis pada Jumat (19/7/2019).
"Apalagi KPK selama ini cukup intens membangun gerakan antikorupsi bersama jaringan-jaringan Perempuan," lanjutnya.
Febri memaparkan, pihak yang tergabung dalam jaringan antara lain adalah Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) danPerempuan Indonesia Antikorupsi (PIA).
"Dan organisasi lain dari unsur masyarakat, akademisi, polwan, anggota TNI, Kepala Daerah hingga bidan dan tenaga kesehatan di pelosok-pelosok daerah yang concern dengan semangat pemberantasan korupsi," jelasnya.
Pansel KPK telah merampungkan proses seleksi administrasi. Pengumuman hasil seleksi diumumkan oleh Pansel di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
"Dari jumlah 376 pendaftar, yang lolos 192 orang," kata Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih kepada awak media.
Yenti menambahkan, nama-nama yang tidak lolos seleksi disebabkan karena berkas yang tidak lengkap serta syarat yang tak terpenuhi. Misalnya umurnya tidak di antara 40-65 tahun, kemudian format surat yang tidak sesuai ketentuan.
Dari jumlah yang lolos, 180 pendaftar yang lolos adalah laki-laki. Sisanya perempuan sebanyak 12 orang. Pansel turut membagikan daftar nama-nama 192 orang yang lolos seleksi administrasi tersebut kepada wartawan.
Yenti menjelaskan, awalnya total pendaftar 384, namun ada pendaftar yang dua kali mendaftar sehingga jumlahnya besar.
"Ternyata ada beberapa orang dobel. Delapan orang dobel. Secara fisik kirim dan online kirim. Akhirnya yang mendaftar 376," katanya
Pansel KPK pun telah melangsungkan seleksi tahap kedua pada Kamis (18/7/2019) kemarin.
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno