Menuju konten utama

Korut Punya Pink Lady Pembaca Berita Khusus Uji Coba Nuklir

Ri Chun-hee adalah wajah yang paling menonjol di stasiun Televisi Sentral Korea Utara. Presenter itu kerap muncul setiap kali Kim Jong-un mengambil langkah memenuhi ambisi nuklirnya.

Korut Punya Pink Lady Pembaca Berita Khusus Uji Coba Nuklir
Ri Chun-hee pembaca berita tentang nuklir Korea Utara. FOTO/theguardian.com

tirto.id - Berita besar sebuah penghancuran disiarkan di televisi lewat siaran yang dipandu perempuan Korea Utara. Dengan pakaian merah muda, wanita itu membacakan berita percobaan senjata nuklir bom hidrogen terbaru dengan setengah menjerit.

Ri Chun-hee adalah wajah yang paling menonjol di stasiun Televisi Sentral Korea Utara. Presenter itu kerap muncul setiap kali Kim Jong-un mengambil langkah memenuhi ambisi nuklirnya. Dengan suara menggelegar dan penuh semangat, Ri menyampaikan pengumuman resmi Korea Utara mengenai persenjataan nuklir.

"Uji bom hidrogen yang dirancang untuk dipasang di rudal balistik antarbenua kami adalah kesuksesan yang sempurna," kata Ri akhir pekan ini dengan gemetar karena menahan girang saat melaporkan peledakan nuklir Korea Utara yang diklaim paling kuat. "Ini adalah langkah yang sangat berarti dalam menyelesaikan program senjata nuklir nasional."

Perempuan berusia 74 tahun ini dikenal sebagai penyiar yang identik dengan pakaian pink. Dia biasanya mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea, meskipun kerap terlihat berpakaian gaya barat, lengkap dengan bantalan bahu dan warna khas merah muda.

Suara menggelegarnya lantang berbicara untuk rezim di sebuah negara yang dipimpin Kim Jong-un. Siapakah Lady Pink dari Korea Utara ini?

Dikutip dari The Guardian, Selasa (5/9/2017), Ri lahir pada 1943 dari keluarga miskin di Tongchong, sebelah tenggara Korea Utara. Ia sempat belajar seni pertunjukan di Pyongyang University of Theatre.

Ri bergabung dengan Korean Central Television (KCTV) pada 1971 dan dipromosikan menjadi presenter berita utama tiga tahun kemudian. Selama beberapa dekade, dia sukses menghindari penurunan pangkat dan selamat dari pembersihan politik - jebakan umum untuk pekerjaan di Korea Utara - yang mengakhiri karier banyak koleganya.

Pembawaan melodramatisnya saat membacakan berita membuat kagum pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Ini penting sebagai upaya bertahan Ri di bawah rezim yang diklaim paling brutal sampai saat ini.

Dia tak pernah lepas dari retorika agresif saat membacakan berita, meskipun menangis saat mengumumkan kematian pemimpin pertama Korea Utara Kim Il-sung dan kelahiran penerusnya, Kim Jong-il.

Ri telah secara resmi pensiun pada 2012. Namun, ia kerap dipanggil kembali untuk pengumuman penting militer Korea Utara. Kini ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melatih generasi penerus berikutnya.

Sebelum pensiun, dia hadir rutin dalam berita malam hari untuk mengumumkan kejadian sehari-hari pemimpin negara tersebut: kunjungan ke pabrik baja, tur ladang kubis, dan inspeksi pangkalan militer.

Dalam profil langka di tahun 2009, majalah bulanan Chosun Monthly melaporkan bahwa dia menjalani kehidupan mewah di Pyongyang dengan suami, anak-anak dan cucunya.

"Suaranya sudah meningkat jadi sebuah daya tarik, sehingga setiap kali dia berbicara di berita, pemirsa tersentuh," kata majalah tersebut. "Ketika Ri mengumumkan laporan dan pernyataan, musuh akan gemetar ketakutan."

Baca juga artikel terkait KONFLIK KOREA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Humaniora
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari