tirto.id - Kepala badan intelijen dalam negeri Jerman mengklaim bahwa Korea Utara telah memperoleh peralatan dan teknologi untuk program nuklir dan senjata api melalui Kedutaan Berlin di negara tersebut.
"Kami telah memperhatikan bahwa banyak kegiatan pengadaan telah dilakukan dari kedutaan besar," kata Hans-Georg Maassen, kepala Bundesamf für Verfassungsschutz (BfV), atau Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi, seperti dilansir The Guardian, Minggu (4/2/2018)
"Dari sudut pandang kami, itu tak cuma untuk program rudal tetapi sebagiannya juga untuk program nuklir," Maassen menambahkan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi publik Jerman ARD, yang akan disiarkan pada Senin (5/2/2018).
Meskipun sifat sebenarnya dari teknologi tidak ditentukan, kepala intelijen mengatakan bahwa mereka akan memperoleh peralatan sipil dan militer.
"Bila kami melihat hal seperti itu, kami menghentikannya. Tapi kami tidak bisa menjamin bahwa kami bisa mengawasi dan memblokir setiap usaha," katanya.
Badan intelijen dalam negeri Jerman memperoleh petunjuk tentang pengadaan teknologi pada tahun 2016 dan 2017, menurut sebuah penyelidikan oleh ARD.
Pada 2014, kata seorang diplomat, Korea Utara berusaha mendapatkan peralatan yang digunakan dalam pengembangan senjata kimia.
Tuduhan Jerman terjadi setelah publikasi pada Jumat (2/2/2018) dari sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengatakan Korea Utara mencela sanksi dengan mengekspor batubara, besi, baja dan komoditas terlarang lainnya, hingga menghasilkan pendapatan hampir $200 juta tahun lalu.
Sebuah panel pakar PBB juga menemukan bukti adanya kerja sama militer oleh Korea Utara untuk mengembangkan program senjata kimia Suriah dan memberikan rudal balistik kepada Myanmar.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari