Menuju konten utama

Korporasi Korsel & Cina akan Buka Pabrik Baterai EV di Indonesia

Kedua perusahaan tersebut akan membawa modal hingga US$5,5 miliar atau sekitar Rp80 triliun.

Korporasi Korsel & Cina akan Buka Pabrik Baterai EV di Indonesia
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani memberikan pemaparan dalam sesi pleno pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

tirto.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan bakal ada dua perusahaan asal Korea Selatan dan Cina yang membangun pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

Menurutnya, kedua perusahaan tersebut akan membawa modal hingga US$5,5 miliar atau sekitar Rp80 triliun.

Kami dorong untuk EV baterainya. Kami sudah ada dua pembicaraan dengan dua perusahaan dari Korea dan Cina. Investasi itu kurang lebih Rp80 triliun atau US$5,5 miliar,” beber Rosan dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan III 2024 di Kantornya, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Dalam pembangunan dan pengembangan pabrik baterai EV, dua perusahaan itu akan bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk alias Antam (ANTM). Meski begitu, Rosan masih enggan membeberkan nama dua perusahaan asing itu dan juga lokasi pabrik nantinya.

Namun, mantan Duta Besar Indonesia untuk AS itu memastikan bahwa kehadiran dua perusahaan itu di Tanah Air tak membutuhkan waktu lama. Pasalnya, pembahasan kesepakatan bakal rampung dalam 1-2 bulan lagi.

Sudah final stage[tahap finalisasi]. Tapi, mungkin saya tidak sampaikan dulu [nama kedua perusahaan],” ujar Rosan.

Seiring dengan naiknya permintaan masyarakat Indonesia dan dunia terhadap kendaraan listrik, pemerintah bakal terus mendorong perusahaan-perusahaan asing untuk masuk dan menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya di industri baterai EV.

Di sisi lain, pemerintah juga akan menggenjot investasi hijau karena saat ini banyak perusahaan mancanegara yang hanya akan berinvestasi ke suatu negara hanya jika negara tersebut telah memiliki ekosistem industri hijau yang cukup mumpuni.

Selain itu, pemerintah juga tak ingin Indonesia kalah saing dari Malaysia yang saat ini juga semakin getol dalam membangun industri baterai EV.

Kita juga perlu melihat dari tren ke depan yang lebih banyak mendorong pertumbuhan dari clean energy. Contohnya untuk membangun industri kendaraan listrik,” tegas Rosan.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi