tirto.id - Korea Utara berhasil melakukan uji coba peluncuran tipe baru mesin roket berkekuatan tinggi, sebuah upaya yang dipandang oleh Amerika Serikat (AS) dan Cina sebagai uji coba pengembangan dari rudal balistik antarbenua.
Seperti dilaporkan oleh kantor berita Korea Utara KCNA, Selasa (20/09/2016), Presiden Korea Utara Kim Jong-Un mengunjungi lokasi peluncuran satelit Sohae untuk meninjau uji coba peluncuran roket tersebut. Dalam kunjungannya itu, ia memerintahkan agar uji coba semacam ini perlu dilakukan lebih banyak agar Korea Utara dapat menjadi negara "pemilik satelit geostasioner dalam beberapa tahun ke depan."
Kim Jong-Un yang dilaporkan sangat puas dengan uji coba peluncuran roket tersebut, memerintahkan pihak terkait, ilmuwan dan teknisi Korea Utara untuk secepatnya mempersiapkan peluncuran satelit selanjutnya. Daily Mail melaporkan bahwa ada spekulasi yang menyebut Korut kemungkinan akan merayakan hari jadi Partai Buruh pada 10 Oktober besok dengan peluncuran satelit.
Menurut KCNA, uji coba peluncuran mesin roket ini dapat menjadikan Korut sebagai negara yang mampu meluncurkan berbagai jenis satelit, termasuk satelit observasi Bumi dengan standar dunia.
Di sisi lain, AS, Korea Selatan dan Cina menganggap ini sebagai pengembangan dari rudal balistik antarbenua. Sebagai catatan, Korea Utara sudah berulang kali melakukan uji coba rudal jarak jauh dengan kedok peluncuran satelit. Namun, sebagaimana dilaporkan oleh BBC, Negara Komunis itu bersikukuh bahwa peluncuran kali ini murni bertujuan untuk pengembangan satelitnya.
Ilmuwan roket Korea Aerospace Research Institute, Chae Yeon-Seok berpendapat, dengan teknologi mesin roket yang baru ini Korea Utara semakin dekat dengan kemungkinan untuk memiliki rudal balistik antarbenua yang dapat menyerang AS.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sendiri telah memberi larangan pada Korea Utara untuk melakukan segala bentuk uji coba rudal dan nuklir. AS dan Cina pun sepakat meningkatkan kerja sama dalam menghadapi isu uji coba nuklir kelima Korea Utara, di mana kedua negara dikabarkan sedang mendiskusikan sanksi terkait masalah tersebut. Akan tetapi, meski mengkritik keras tindakan militer yang dilakukan Pemerintahan Kim Jong-Un belakangan ini, Cina sebagai mitra dagang utama Korea Utara belum memberi pernyataan perihal langkah tegas yang akan dilakukan.
Sebelumnya, Korea Utara diberitakan siap untuk melakukan uji nuklir keenam yang diprediksi akan lebih kuat dari sebelumnya. Kesiapan Pemerintahan Korea Utara ini didukung oleh bahan yang cukup untuk membuat enam bom nuklir dalam setahun dengan ditingkatkannya sarana pengayaan uranium.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara