Menuju konten utama

Korban Teror Bom Surabaya Masih 33 Orang Dirawat di RS

Untuk perawatan serius masih dilakukan pada 4 korban bom Mapolrestabes Surabaya. Mereka menjalani operasi pada Senin malam.

Korban Teror Bom Surabaya Masih 33 Orang Dirawat di RS
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kanan) dan istri Wapres Mufidah Jusuf Kalla (kanan), Kapusdokkes Polri Brigjen Pol Arthur Tampi (kiri) menjenguk korban bom Kampung Melayu, di Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta, Kamis (25/5). ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia.

tirto.id - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan hingga kini masih ada 33 korban ledakan bom di Surabaya yang masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Sekitar enam di antaranya merupakan polisi.

Enam polisi itu, kata dia, sedang dalam proses pemulihan. Mereka juga mendapatkan kenaikan pangkat.

"Mereka sudah bisa ngobrol. Satu yang agak parah dirawat di RS dr Soetomo," kata Machfud dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Surabaya, pada Selasa (15/5/2018).

Polisi terakhir, menurut Machfud, mengalami luka parah pada bagian salah satu matanya ialah Aiptu Ahmad Nurhadi. Dia menjadi korban ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Surabaya. Dia mendapat kenaikan pangkat menjadi Ipda.

"Korban masyarakat 33 orang, semoga segera pulih," ujar dia.

Untuk perawatan serius masih dilakukan pada 4 korban bom Mapolrestabes Surabaya. Mereka menjalani operasi pada Senin malam.

"Masih terpengaruh obat bius [hari ini], sudah sadar, tapi agak berat," ujar dia.

Sementara untuk korban meninggal yang selain hasil penangkapan, tinggal satu yang belum diserahkan kepada pihak keluarga.

"Satu ini namanya Bayu, akan kami serahkan kepada keluarga, hari ini," kata dia.

Untuk para pelaku ada 13 dan sudah teridentifikasi semua. Namun, menurut dia, ada satu yang agak susah diidentifikasi identitasnya, yakni pelaku peledakan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel yang membawa bom dengan sepeda motor.

Machfud menambahkan bagi anak-anak pelaku yang masih hidup akan diberi pendampingan dari Polwan dan psikolog. Setelah itu, baru akan diserahkan kepada pihak keluarga.

Saat ini, pelayanan publik di instansi kepolisian di Jatim sudah kembali normal dan tidak ada lagi status siaga satu.

Meskipun demikian, pengamanan tetap diperketat. Setiap pengunjung di Mapolda Jatim, misalnya, akan diminta membuka jaket dan menunjukkan isi tasnya saat hendak melintasi gerbang utama.

Ledakan bom terjadi di lima tempat di Jawa Timur dalam waktu kurang dari 48 jam. Tiga ledakan awal terjadi pada Minggu (13/5/2018) pagi di Surabaya. Ketiganya terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuna. Hingga hari ini, tercata, jumlah korban jiwa di tiga tempat itu hingga Senin (14/5/2018) pukul 15.45 WIB mencapai 18 orang.

Yang keempat terjadi Minggu (13/5/2018) malam di Rusunawa Wonocolo Blok B Lantai 5 mengakibatkan tiga orang tewas termasuk pelaku bernama Anton Ferdiantono. Ledakan kelima terjadi pada Senin (14/5/2018) pagi di Mapolrestabes Surabaya membuat empat pelaku tewas, melukai empat anggota Polri, dan enam warga sipil.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Maya Saputri