tirto.id -
"Pagi ini, meninggal bertambah dua orang, sebelumnya ada 19 orang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh Teuku Ahmad Dadek saat dihubungi melalui telepon seluler dari Banda Aceh.
Korban ledakan yang pagi ini meninggal dunia, menurut dia, antara lain seorang warga bernama Ishak (48) yang tinggal di kecamatan tempat sumur minyak berada. Dia mengalami luka bakar serius akibat kejadian itu sehingga harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz di Peureulak bersama 18 korban lainnya.
Korban lain yang meninggal bernama Zainal Abidin (35), warga yang sehari-hari tinggal di desa tempat sumur minyak ilegal tersebut berada. Sebelum meninggal, Zainal sempat dirawat di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz.
"Hingga kini tercatat, tinggal 38 orang korban mengalami luka-luka mendapat penanganan medis oleh rumah sakit," kata Ahmad.
Bupati Aceh Timur, Hasballah HM Thaib menegaskan penyulingan minyak secara tradisional di wilayah tersebut harus ditutup, karena ilegal dan membahayakan keselamatan warga.
"Penyulingan minyak ilegal ini, harus segera ditutup. Karena kebakaran yang menimbulkan korban jiwa sudah berulang kali terjadi," katanya ketika meninjau lokasi ledakan dan kebakaran sumur minyak di Ranto Peureulak.
Beberapa waktu lalu, ia menjelaskan, kebakaran juga terjadi di lokasi penyulingan minyak mentah di kecamatan yang sama dan menyebabkan sejumlah orang meninggal dunia dan terluka.
"Aparat penegak hukum harus mengambil sikap tegas dengan menertibkan sumur-sumur minyak ilegal ini. Begitu juga dengan PT Pertamina EP Ranau, juga harus menutup sumur yang telah dibuka oleh masyarakat," kata bupati yang biasa dipanggil Rocky itu.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri