tirto.id - Komisioner Penanggung Jawab Bidang Kesehatan dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) Komisi Perlindungan Anak Indonesia Sitti Hikmawatty menduga adanya eksploitasi anak dalam Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis.
Program ini telah diselenggarakan oleh Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum lebih dari 10 tahun dengan melibatkan anak usia 6-15 tahun.
"Industri rokok berpotensi tinggi melakukan eksploitasi anak. Eksploitasi tersebut dapat ditemukan dari hulu sampai hilir," ujar Siti di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2019).
Siti menilai, sebanyak lebih dari 23.000 anak yang terlibat dalam audisi tersebut dimanfaatkan sebagai media promosi brand image produk tembakau tertentu dengan mengharuskan peserta mengenakan kaos dengan tulisan Djarum yang merupakan brand image produk zat adiktif yang berbahaya.
Lebih lanjut ia mengatakan hal tersebut bertentangan dengan Pasal 66 UU Perlindungan Anak No. 35/2014 karena telah mengeksploitasi anak secara ekonomi.
Berkenaan dengan itu pula, ia mengatakan Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis juga melanggar PP 109/2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, Pasal 47 (1) yakni mengikutsertakan anak-anak pada penyelenggaraan kegiatan yang disponsori rokok dan Pasal 37 (a) tentang larangan menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau, termasuk brand image produk tembakau.
Pada kesempatan yang sama Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari menambahkan bahwa sebetulnya pemenang dalam program beasiswa tersebut bukanlah anak-anak yang meraih beasiswa melainkan pihak penyelenggara.
"Karena mereka [PB Djarum] membangun pasar masa depan dan pencitraan sebagai perusahaan yang seolah-olah peduli melalui kegiatan ini”.
Menanggapi hal tersebut, Program Manager Bakti Olahraga Djarum Foundation, Budi Darmawan mengatakan bahwa program audisi beasiswa bulutangkis tersebut sebagai upaya pencarian bakat untuk regenerasi atlet dan tak ada hubungannya dengan rokok.
"Yang kami gunakan itu namanya bukan merk rokok, itu nama klub, Djarum Badminton Club. Jadi tidak ada hubungannya dengan promosi. Bahkan dalam kegiatannya tidak ada sampling rokok. Karena itu bukan program marketing. Tapi oencarian bakat untuk mengisi anggota baru di klub PB Djarum itu," ujar dia pada Tirto, Kamis (14/2) malam.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Agung DH