tirto.id - Liga Belanda 2019/2020 dihentikan walau musim belum usai, akibat pandemi virus Corona COVID-19. Lantas, siapa yang menjadi juara mengingat Ajax Amsterdam dan AZ Alkmaar sama-sama berada di posisi teratas klasemen Eredivisie hingga pekan 25?
Ternyata, tidak ada klub yang diputuskan merengkuh gelar juara Eredivisie musim ini. Kenyataan ini terasa getir bagi Ajax Amsterdam sebagai pemuncak klasemen. Ajax dan AZ mengumpulkan angka yang sama, yakni 56 poin, tapi AZ kalah selisih gol.
Ini berbeda dengan Ligue 1 di Liga Perancis yang juga disetop sebelum musim berakhir. Ligue 1 tetap menentukan juara berdasarkan urutan klasemen, dan yang beruntung adalah Paris Saint-Germain (PSG).
Ketiadaan juara menjadi yang pertama dalam sejarah Eredivisie. Musim 1944/1945 sebenarnya juga tidak ada juara karena kompetisi dihentikan lantaran Perang Dunia II. Namun, saat itu kompetisi masih belum bernama Eredivisie yang baru dimulai pada 1956.
Lantas, bagaimana Ajax Amsterdam menyikapi keputusan ini? “Sebagai pemain, Anda tentu ingin menjadi juara dan Anda ingin melakukannya di atas lapangan," buka Direktur Ajax, Edwin Van der Sar.
"Kami terus menjadi peringkat pertama sepanjang musim namun sangat disayangkan tidak ada yang juara. Tapi dengan keadaan yang ada saat ini, saya rasa bisa dimaklumi,” imbuh mantan kiper Timnas Belanda, Ajax, Juventus, Fulham, dan Manchester United ini.
Tanpa Degradasi & Promosi
Dampak dari penghentian kompetisi tentu tak hanya dirasakan Ajax yang bertarung di perebutan gelar juara. Satu kontroversi terjadi antara Willem II dan Utrecht yang bersaing di zona Liga Eropa.
Willem II berada di slot terakhir menuju babak kualifikasi Liga Eropa dengan keunggulan 3 poin dari Utrecht. Menjadi polemik karena Willem II bermain satu laga lebih banyak dibanding Utrecht.
Apabila Utrecht bisa memenangi satu pertandingan lain, maka mereka sejatinya bisa menggeser Willem II karena unggul selisih gol.
Papan bawah Eredivisie pun tak luput dari kontroversi. Berdasarkan klasemen saat ini, seharusnya ADO Den Haag dan RKC Waalwijk harus turun kasta ke Eerstedivisie (divisi dua).
Namun, karena tak ada tim yang degradasi, maka hal itu berdampak besar bagi dua tim di Eerstedivisie yang seharusnya promosi ke Eredivisie alias kompetisi strata tertinggi Liga Belanda.
Dua tim yang seharusnya naik level itu adalah Cambuur dan De Graafschap. Mereka harus rela melihat semua kerjakeras terbuang percuma. Cambuur kemudian menyebut, keputusan ini adalah aib bagi sepak bola Belanda.
“Ini seperti aib terbesar dalam sejarah sepak bola Belanda. Saya selalu ingin orang-orang terbaik yang membuat keputusan. Tapi ini menjadi keputusan yang tak layak dalam dunia olahraga,” gerutu pelatih Cambuur, Jan de Jonge.
Bagaimana pun juga, keputusan telah diambil sebagai jalan terbaik untuk meminimalisir dampak pandemi. Kini, semua klub hanya bisa mempersiapkan diri untuk berjuang lebih keras musim depan.
Klasemen Akhir Eredivisie 2019/2020
Klub | Main | Menang | Poin |
Ajax Amsterdam | 25 | 18 | 56 |
AZ Alkmaar | 25 | 18 | 56 |
Feyenoord Rotterdam | 25 | 14 | 50 |
PSV Eindhoven | 26 | 14 | 49 |
Willem II Tilburg | 26 | 13 | 44 |
Utrecht | 25 | 12 | 41 |
Vitesse Arnhem | 26 | 12 | 41 |
Heracles Almelo | 26 | 10 | 36 |
Groningen | 26 | 10 | 35 |
Heerenveen | 26 | 8 | 33 |
Sparta Rotterdam | 26 | 9 | 33 |
Emmen | 26 | 9 | 32 |
VVV Venlo | 26 | 8 | 28 |
Twente | 26 | 7 | 27 |
PEC Zwolle | 26 | 7 | 26 |
Fortuna Sittard | 26 | 6 | 26 |
ADO Den Haag | 26 | 4 | 19 |
RKC Waalwijk | 26 | 4 | 15 |
Penulis: Wan Faizal
Editor: Iswara N Raditya