Menuju konten utama

Klaim Vaksin COVID-19 Tidak Aman dan Efektif, Benar atau Salah?

Beredar kabar bahwa vaksin COVID-19 tidak terbukti aman dan efektif, benar atau hoaks?

Klaim Vaksin COVID-19 Tidak Aman dan Efektif, Benar atau Salah?
Ilustrasi Anti vaksin. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dari postingan yang beredar di jejaring sosial media memperlihatkan seseorang yang disebut bernama Dr. Johan Denis mengklaim bahwa vaksin COVID-19 tidak terbukti aman dan efektif. Apakah pernyataan ini benar, atau justru salah dan termasuk informasi yang menyesatkan alias hoaks?

Dalam potongan video yang sama, Dr. Johan Denis juga menyebut bahwa pandemi Corona adalah palsu. Bahkan, pria asal Belgia ini memberikan klaim bahwa COVID-19 tidak lebih mengkhawatirkan dari influenza biasa, baik dari tingkat bahaya, tingkat kematian, maupun tingkat penyebaran.

Dikutip dari laman resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, beberapa klaim atau tuduhan yang dikatakan oleh Dr. Johan Denis tersebut dinyatakan tidak benar, berita bohong alias hoaks, dan termasuk kategori konten yang menyesatkan.

Alasan Klaim Dr. Johan Denis Adalah Hoaks

Tuduhan dari Dr. Johan Denis yang menyebut vaksin COVID-19 tidak terbukti aman dan efektif terbantahkan oleh informasi resmi dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.

Menurut WHO di laman resminya, rangkaian perlindungan ketat diterapkan untuk memastikan keamanan semua jenis vaksin COVID-19 yang saat ini digunakan di berbagai negara di dunia.

Sebelum mendapatkan persetujuan dari WHO dan badan regulasi nasional di tiap-tiap negara, vaksin COVID-19 harus menjalani pengujian ketat dalam uji klinis. Hal ini untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut memenuhi standar yang disetujui secara internasional terkait keamanan dan keefektifan.

WHO dan jajaran otoritas yang berwenang akan selalu memantau penggunaan vaksin COVID-19 untuk memastikan bahwa vaksin tersebut tetap aman diberikan kepada semua orang yang mendapatkannya.

Tak hanya aman, vaksin COVID-19 juga terbukti efektif. Lebih dari 50 persen warga di negara-negara yang sudah melakukan vaksinasi mengalami tren penurunan kasus positif. Satu negara dari sekian banyak contoh adalah Amerika Serikat yang angka kematian akibat COVID-19 dari April hingga 2021 mengalami penurunan.

Klaim menyesatkan lainnya dari Dr. Johan Denis terkait tingkat bahaya, tingkat kematian, dan tingkat penyebaran COVID-19 yang disamakan dengan Influenza biasa juga merupakan informasi yang tidak benar.

Dilansir website resmi Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, ahli virologi terkemuka yang berpengalaman menangani influenza dan COVID-19, Andrew Pekosz, menegaskan bahwa COVID-19 memiliki tingkat keparahan dan tingkat kematian lebih tinggi dari influenza.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Johns Hopkins ini menambahkan, di Amerika Serikat, misalnya, sejak Desember 2020 COVID-19 telah menyebabkan kematian lebih banyak orang ketimbang Influenza dalam 5 tahun terakhir.

Adapun di tingkat global, tercatat sudah lebih dari 201 juta kasus positif COVID-19 dengan total 4 juta orang yang meninggal dunia akibat COVID-19 hingga 6 Agustus 2001 lalu.

Terkait tudingan bahwa pandemi COVID-19 adalah palsu atau rekayasa seperti yang dituduhkan Dr. Johan Denis, juga jelas tidak benar.

Suatu penyakit dinyatakan menjadi pandemi dikarenakan sudah mewabah dan terjadi di mana-mana, meliputi lintas negara atau lintas benua, dan sudah menjadi persoalan bersama secara global.

Itulah yang terjadi saat ini gara-gara COVID-19 dan menyebabkan pandemi secara global.

Lantas, Siapa Dr. Johan Denis?

Laman resmi Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan, Johan Denis adalah dokter umum dari Antwerp, Belgia. Sosok ini ternyata punya sederet jejak rekam terkait sejumlah pelanggaran profesi dan klaim-klaim yang termasuk kategori hoaks.

Status profesi Johan Denis sebagai dokter ditangguhkan karena memberikan sertifikasi pembebasan penggunaan masker bagi pasien yang tidak mengalami gejala pernapasan.

Selain itu, Johan Denis juga terbukti punya riwayat menyebarkan kabar-kabar bohong alias hoaks dan konspirasi COVID-19.

Ia pernah menyatakan bahwa vaksin dapat mengubah DNA dan konspirasi jaringan 5G yang dikait-kaitkan dengan pandemi COVID-19.

Dengan rangkaian fakta yang dapat dibuktikan serta melihat jejak rekam sosok Dr. Johan Denis, klaim-klaim yang dituduhkannya terkait vaksin maupun mengenai pandemi COVID-19 dipastikan hoaks dan termasuk konten yang menyesatkan.

Jika Anda menemukan informasi yang meragukan terkait COVID-19 maupun vaksinasi, cek kebenarannya dengan beberapa cara berikut ini:

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait CORONA COVID-19 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Addi M Idhom