tirto.id - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, telah berjanji untuk menutup tempat uji coba nuklir pada Mei, demikian kantor presiden Korea Selatan mengungkapkan. Agenda ini juga berbarengan dengan persiapan Kim Jong-un bertemu Donald Trump pada awal bulan depan.
Penutupan situs Punggye-ri itu juga nantinya dilakukan di depan umum dengan para ahli dari Korea Selatan dan AS serta jurnalis asing akan diundang untuk menyaksikan dan mengawasi.
"[Pemimpin Korea Utara] akan segera mengundang para ahli dari Korea Selatan dan AS untuk mengungkapkan proses [penutupan situs uji nuklir] kepada masyarakat internasional dengan transparansi,” ungkap juru bicara kepresidenan Korea Selatan Yoon Young-chan, seperti dikutip BBC.
Disebutkan pula, Korea Utara akan mengubah zona waktunya untuk menyamai wilayah Korea Selatan. Waktu Pyongyang saat ini 30 menit di depan Seoul, perubahan yang dilembagakan oleh Kim pada 2015.
"Saya merasa sedih melihat bahwa ada dua jam yang tergantung di dinding Rumah Perdamaian, satu untuk waktu Seoul dan yang lainnya untuk waktu Pyongyang," kata Kim selama pembicaraannya dengan Moon. "Karena kami yang mengubah standar waktu, kami akan kembali ke yang asli."
Menurut kantor kepresidenan Korea Selatan, Kim Jong-un juga mengatakan tidak perlu bagi Korea Utara untuk mempertahankan senjata nuklir jika perjanjian damai diformalkan dan hubungan dengan AS membaik.
"Begitu kami mulai berbicara, Amerika Serikat akan tahu bahwa saya bukan orang yang meluncurkan senjata nuklir di Korea Selatan, Pasifik atau Amerika Serikat," kata Kim seperti dikutip oleh Yoon Young-chan.
"Jika kami sering mengadakan pertemuan dan membangun kepercayaan dengan Amerika Serikat dan menerima janji untuk mengakhiri perang dan perjanjian non-agresi, lalu mengapa harus hidup dalam kesulitan dengan menjaga senjata nuklir kita?" demikian imbuhnya.
Pada pertemuan bersejarah 27 April lalu, Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in setuju untuk bekerja sama membersihkan semenanjung Korea dari senjata nuklir.
Kedua negara Korea akan berkoordinasi secara erat untuk memastikan bahwa mereka tidak mengulangi sejarah masa lalu yang tidak menguntungkan.
Sinyal dan niatan untuk menjalin perdamaian di Semenanjung Korea pasca Perang Korea pernah dilakukan pada 2002 dan 2007, namun tidak pernah terimplementasi.
“Mungkin ada reaksi balik, kesulitan dan frustrasi selama prosesnya. Tetapi kemenangan tidak bisa dicapai tanpa susah payah," kata Kim Jong-un.
Pada Sabtu (28/4/2018), Presiden AS Donald Trump menyatakan kemungkinannya mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara "selama tiga atau empat minggu ke depan" tentang denuklirisasi semenanjung itu.
Mengutip The Guardian, Trump juga memperingatkan jika dialog denuklirisasi dengan Korea Utara "[ada] kemungkinan tidak berhasil, saya pergi.”
Korea Utara melakukan semua enam uji coba nuklirnya di situs Punggye-ri antara tahun 2006 dan 2017. Pengujian dilakukan dalam sistem terowongan yang digali di bawah Gunung Mantap.
Setelah yang terakhir, pada September 2017, serangkaian gempa susulan menghantam situs tersebut. Ada spekulasi pekan lalu bahwa situs itu rusak parah karena ada bagian yang runtuh dari interior gunung, namun klaim itu ditepis Kim.
Sedikit yang diketahui tentang situs nuklir dan infrastruktur militer Korut sehingga sebagian besar informasi diperoleh dari foto-foto satelit.
"Beberapa mengatakan bahwa kami mengakhiri fasilitas [nuklir] karena tidak berfungsi, tetapi Anda akan melihat bahwa mereka dalam kondisi baik," kata pemimpin Korea Utara seperti yang dikutip oleh Yoon Young-chan pada Minggu (29/4/2018).
Editor: Yuliana Ratnasari