Menuju konten utama
PIALA DUNIA 2022

Kilas Balik Piala Dunia 1998 Prancis Juara Kepahlawanan Zidane

Kilas balik Piala Dunia 1998 dan sejarah timnas Prancis mengangkat trofi Piala Dunia pertama di rumah sendiri.

Kilas Balik Piala Dunia 1998 Prancis Juara Kepahlawanan Zidane
Tim Prancis merayakan kemenangan mereka atas Brasil setelah final Piala Dunia Sepak Bola di Stade the France di Saint-Denis, utara Paris, Prancis, 12 Juli 1998. AP Photo/Michel Lipchitz

tirto.id - Piala Dunia 1998 menjadi salah satu momen kejayaan Zinedine Zidane dan kawan-kawan. Pada gelaran World Cup edisi ke-16 tersebut, mereka tampil impresif hingga mampu membawa timnya menjadi juara di tanah airnya sendiri.

Edisi ke-16 Piala Dunia berlangsung di Prancis pada 10 Juni-12 Juli 1998. Berlangsung selama 32 hari, Piala Dunia 1998 memecahkan rekor penyelenggaraan paling lama dalam sejarah turnamen 4 tahunan tersebut.

Hal itu terjadi karena dalam gelaran World Cup 1998 jumlah tim pesertanya tidak hanya 24, seperti di edisi-edisi sebelumnya. Untuk pertama kalinya, agenda Piala Dunia di Prancis saat itu diikuti oleh 32 tim nasional, yang berasal dari 5 konfederasi berbeda.

Sebanyak 64 pertandingan dimainkan di Prancis dalam kurun 32 hari. Setidaknya ada 171 gol yang tercipta sejak fase grup hingga babak final.

Seperti di edisi-edisi sebelumnya, penyumbang tim peserta terbanyak tetap dipegang oleh Konfederasi Eropa dengan total 15 tim, diikuti Amerika Selatan (5 tim), Afrika (5 tim), Asia (4 tim), dan Amerika Utara (3 tim). Tim yang menyandang status debutan saat itu adalah Jamaika, Kroasia, Jepang, dan Afrika Selatan.

Total peserta tersebut kemudian terbagi dalam 8 grup, yang masing-masing berisi 4 tim. Setiap juara dan runner-up grup berhak untuk melaju ke babak 16 besar.

Kisah Manis Prancis Mendapat Gelar Pertama

Prancis punya kisah manis dalam sejarah turnamen Piala Dunia. Setelah menunggu selama hampir 7 dekade, Les Blues akhirnya bisa merasakan gelar juara pertama di tanah airnya sendiri dalam gelaran Piala Dunia 1998.

Timnas Prancis yang kala itu diisi nama besar macam Zinedine Zidane, Didier Deschamps, Emmanuel Petit, Youri Djorkaeff, dan Lilian Thuram sukses membawa kebahagiaan buat publik Prancis kala itu.

Namun, perjalanan Zidane dan kolega dalam meraih gelar juara terbilang tidak mudah. Sejak awal kompetisi bergulir, Prancis bukan tim yang diunggulkan meskipun mereka berperan sebagai tuan rumah.

Hal tersebut lantaran Les Blues belum pernah menjadi juara sepanjang sejarah perhelatan turnamen sepak bola 4 tahunan tersebut. Singkatnya, timnas Prancis minim pengalaman. Prancis pernah menggelar Piala Dunia 1938 tetapi hal itu tak cukup membuat mereka keluar sebagai juara.

Les Blues kemudian menjawab keraguan tersebut dengan penampilan nyaris sempurna di Piala Dunia 1998. Tergabung dalam grup C bersama denmark, Afrika Selatan, dan Arab Saudi, Prancis tampil dominan dengan menyapu bersih semua laga dengan kemenangan.

Zidane dan kawan-kawan mampu mengoleksi 9 poin dari 3 laga di grup C. Pada laga pertama, Prancis menang atas Afrika Selatan dengan skor 3-0, kemudian mengalahkan Arab Saudi 4-0 di matchday 2. Langkah Prancis tak terbendung ketika berhasil mengalahkan Denmark pada laga penutup grup C (2-1).

Berkat performa impresif sepanjang fase grup, Prancis punya motivasi tinggi ketika melaju ke babak 16 besar. Publik Prancis berangsur-angsur percaya bahwa tim nasionalnya punya kans mengangkat trofi Piala Dunia untuk pertama kali.

Di fase 16 besar, Prancis dipertemukan dengan Paraguay. Laga yang dimainkan pada 28 Juni 1998 tersebut merupakan salah satu momen bersejarah bagi publik Prancis. Saat itu timnas mereka berhasil menang dengan sistem golden goal.

Golden goal merupakan babak penentu pemenang laga melalui sistem adu cepat mencetak gol dalam 2 kali babak tambahan waktu. Jika salah satu tim bisa mencetak gol, pertandingan bakal langsung diakhiri.

Prancis menang dengan sistem tersebut. Kala itu, peluit tanda berakhirnya waktu normal ditiup oleh wasit saat kedudukan masih 0-0, memaksa kedua tim melanjutkan pertarungan ke babak tambahan.

Pada menit ke-114, keajaiban tercipta ketika bek tengah Prancis, Laurent Blanc, memberanikan diri melakukan overlap. Tak lama setelah itu, lewat umpan matang Zidane, Blanc sukses mencetak gol penentu kemenangan.

Selanjutnya, di babak perempat-final, Les Blues bertemu Italia. Laga berlangsung sengit sepanjang 90 menit. Tak ada gol yang tercipta. Lini serang kedua tim sama-sama tak mampu menerobos pertahanan lawan.

Situasi tersebut membuat laga harus berlanjut ke babak tambahan waktu, juga dengan sistem golden goal. Akan tetapi, tak ada gol tercipta hingga babak tambahan usai sehingga memaksa laga beranjak ke adu penalti. Lagi-lagi, Prancis sukses memenangkan laga lewat skor adu penalti 3-4.

Fase semifinal menjadi salah satu babak tersulit yang dilakoni Prancis. Kala itu, mereka harus melawan generasi emas skuad Kroasia. Benar saja, dalam laga itu, Kroasia unggul terlebih dahulu lewat top scorer mereka, Davor Suker.

Sejak itu, skuad Les Blues tersengat. Alhasil mereka mampu membalikkan keadaan lewat dwi-gol Lilian Thuram pada menit 47 dan 70. Dua gol yang diciptakannya itu membuat Thuram layak dinobatkan sebagai pahlawan timnas Prancis kala itu.

Prancis melaju ke pertandingan final dengan harap-harap cemas. Pasalnya, lawan yang akan mereka hadapi adalah Brasil, dengan sejarah panjang kegemilangan timnas sepak bolanya.

Kala itu, Brasil juga dihuni para pemain top seperti Claudio Taffarel, Cafu, Roberto Carlos, Rivaldo, dan tentu saja Ronaldo Nazario.

Namun keajaiban Prancis muncul dalam diri Zinedine Zidane. Pemain bernomor punggung 10 tersebut tampil gemilang sepanjang laga. Zidane mencetak 2 gol, masing-masing pada menit 27 dan 45+1.

Permainan ciamik Zidane dan kawan-kawan tak meredup meski sudah unggul 2 gol. Beberapa menit sebelum peluit panjang berbunyi, tepatnya menit 90, Emmanuel Petit berhasil membobol gawang Brasil untuk ketiga kalinya. Gol itu sekaligus memastikan Les Blues memenangkan Piala Dunia 1998 dengan skor akhir 3-0.

Banyak pecinta sepak bola saat itu terkejut dengan kemenangan yang diraih Prancis pada Piala Dunia 1998. Mereka mempertanyakan penampilan Selecao, yang dinilai menurun drastis, di babak final tersebut.

Namun, apa yang terjadi pada skuad Brasil di laga final saat itu sama sekali tidak memengaruhi opini publik tuan rumah. Publik Prancis lebih sibuk untuk merayakan gelar juara pertama negaranya di Piala Dunia dengan pesta dan arak-arakan di berbagai kota di Prancis.

Hasil Piala Dunia 1998

Berikut ini merupakan hasil lengkap Piala Dunia 1998 di Prancis:

1. Daftar Juara Piala Dunia 1998:

  • Juara 1: Prancis,
  • Juara 2: Brasil,
  • Juara 3: Kroasia,
  • Juara 4: Belanda.

2. Peserta Piala Dunia 1998:

  • Austria,
  • Belgia,
  • Bulgaria,
  • Kroasia,
  • Denmark,
  • Inggris,
  • Prancis,
  • Jerman,
  • Italia,
  • Belanda,
  • Norwegia,
  • Rumania,
  • Skotlandia,
  • Spanyol,
  • FR Yugoslavia,
  • Jamaika,
  • Meksiko,
  • Amerika Serikat,
  • Argentina,
  • Brasil,
  • Chile,
  • Kolombia,
  • Paraguay,
  • Iran,
  • Jepang,
  • Arab Saudi,
  • Korea Selatan,
  • Kamerun,
  • Maroko,
  • Nigeria,
  • Afrika Selatan,
  • Tunisia.

3. Top Skor Piala Dunia 1998:

  • 6 gol: Davor Suker (Kroasia)
  • 5 gol: Gabriel Batistuta (Argentina), Christian Vieri (Italia)
  • 4 gol: Ronaldo Nazario (Brasil), Macelo Salas (Chile), Luis Hernandez (Meksiko)
  • 3 gol: Bebeto (Brasil), Cesar Sampaio (Brasil), Rivaldo (Brasil), Thierry Henry (Prancis), Oliver Bierhoff (Jerman), Jurgen Klinsmann (Jerman), Dennis Bergkamp (Belanda).

4. Big Match Piala DUnia 1998:

  • Perempat-final:
03/07/1998 Italia vs Prancis 0-0 (p. 3-4),

03/07/1998 Brasil vs Denmark 3-2,

04/07/1998 Belanda vs Argentina 2-1,

04/07/1998 Jerman vs Kroasia 3-0.

  • Semi-final:
07/07/1998 Brasil vs Belanda 1-1 (p. 4-2),

08/07/1998 Prancis vs Kroasia 2-1.

  • Perebutan Juara 3:
11/07/1998 Belanda vs Kroasia 1-2.

  • Final:
12/07/1998 Brasil vs Prancis 0-3.

Baca juga artikel terkait SEPAK BOLA atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Fadli Nasrudin