tirto.id - Eggi Sudjana menjadi khatib dalam salat Idulfitri 1439 H di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah, Jakarta.
Dalam khotbahnya, Eggi tak menyinggung masalah politik sama sekali. Namun, ia sempat menyatakan rasa sayangnya pada Presiden Joko Widodo.
Hal ini ia sampaikan kala menyarankan agar pemerintah lebih banyak memberikan pengetahuan dari Alquran kepada masyarakat. Menurutnya, sebagai pemimpin yang baik, hal itu sudah sepatutnya dilakukan.
Eggi juga menegaskan, ia hanya menginginkan adanya negeri yang damai dan tentram, bukan menjatuhkan satu pihak tertentu.
"Tidak ada kebencian, tidak ada ingin bermusuhan. Saya sayang dengan Presiden, dengan semua pemimpin negeri ini," katanya pada Jumat (15/6/2018).
Eggi menjelaskan, gagasannya pada pemerintah adalah kepemimpinan dengan ketakwaan. Yang dimaksud Eggi adalah Indonesia harus menjalankan syariat Islam sesuai dengan apa yang dulu pernah dicanangkan pada Piagam Jakarta. Jika itu dilakukan, maka pemerintah berarti telah berpihak pada Islam seutuhnya.
"Udah kehilangan momentum dia [Jokowi]. Tapi dia kalau mau revolusioner konstitusional, dia keluarkan Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945 yang dijiwai semangat Jakarta dengan kewajiban menjalankan syariat Islam. Kalau itu dilakukan, dia bisa terpilih dua periode," jelas Eggi.
Sebagai Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212, Eggi dan kawan-kawannya telah merekomendasikan calon presiden dan wakil presiden yang dirasa berpihak pada Islam dan lain dengan Jokowi. Ia meyakini, apabila calon tersebut kalah secara adil dalam Pilpres 2019 dengan Jokowi, ia tidak masalah.
Namun, jika ia merasa dicurangi, Eggi berjanji akan mengambil tindakan keras.
"Jadi kalau menang, menang elegan, kalau kalah, kalah berjuang. Jangan karena dicurangi dengan KTP segala macam sehingga saya ingatkan nih: kalau dicurangi lagi, kalah lagi, saya imbau tidak perlu ke MA, kita people's power," ujarnya.
"Tidak perlu ke MA, MK segala. Capek," tandas Eggi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra