tirto.id - Ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan kunjungan Raja Salman Bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia menandai babak baru yang makin mempererat hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi.
"Kunjungan Raja Salman ke Indonesia adalah kunjungan bersejarah setelah 47 tahun lalu, Raja Faisal berkunjung ke Indonesia," kata Setya Novanto dalam pidatonya ketika menerima kunjungan Raja Salman di Gedung Nusantara, Komplek MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (2/3/2017), seperti diberitakan Antara.
Hadir pada acara tersebut antara lain, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden RI Tri Sutrisno, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Muhammad Saleh, dan para tamu undangan lainnya.
Menurut Setya Novanto, rakyat Indonesia khususnya umat Islam, mengucapkan terima kasih atas kemurahan dan ketulusan Raja Salman yang berkunjung ke Indonesia.
Raja Salman, kata dia, telah mengabulkan permohonan Indonesia untuk mengembalikan jumlah kuota haji menjadi 211.000 dan ditambah 10.000 lagi jemaah haji, mulai tahun 2017.
"Bagi Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, penambahan kuota haji ini sangat berarti," katanya.
Ketua Umum Partai Golkar ini menegaskan, di Indonesia antrean untuk beribadah haji sudah sangat lama, sampai 25 tahun.
Bahkan, katanya, ada calon jemaah haji Indonesia yang sampai wafat saat menunggu antrian ibadah haji, karena terlalu lama.
"Sri Baginda Raja Salman, berjanji akan menambah kuota haji lagi.
Ini sangat penting bagi rakyat Indonesia," katanya.
Ketua DPR RI Setya Novanto beberapa kali melakukan kesalahan penyebutan dalam pidato penyambutan kedatangan Raja Salman bin Abdul Azis Al-Saud di Kompleks Gedung DPR MPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (2/3/2017). Ia mengaku grogi sehingga terpeleset lidah beberapa kali saat menyampaikan pidato.
Saat pidato penyambutan, Setya menyapa mantan wakil presiden Tri Sutrisno dengan sebutan wakil ketua DPR RI. Sontak semua hadirin tertawa, sedangkan raut muka SBY yang tampak hadir di samping Tri Sutrisno tampak masam.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri