Menuju konten utama

Ketua DPD Oesman Sapta Tanggapi Soal Aksi 55

Oesman mengatakan bahwa aksi serupa juga sering dilakukan dan sejak aksi 411 dan 212 tahun lalu, menurutnya hal itu sah dilakukan.

Ketua DPD Oesman Sapta Tanggapi Soal Aksi 55
Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta menghadiri undangan acara Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sambas masa jabatan 2016-2021 di Balai Petitih Kompleks Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Barat , Senin (13/6 ). Foto/mpr.go.id.

tirto.id - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Oesman Sapta Odang (OSO) menanggapi Aksi 55 yang digagas oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) pada Jumat 5 Mei 2017. Oesman mengatakan bahwa aksi tersebut sah-sah saja dilakukan, asalkan tidak melanggar aturan.

"Ada aksi selalu ada reaksi, iya kan? Itu sah-sah saja asal selalu dalam koridor-koridor yang bermartabat, kebangsaan dan mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi menjaga keutuhan bangsa ini," kata Oesman usai melakukan sosialisai Empat Pilar di Makassar, Jumat (5/5/2017).

Wakil Ketua MPR RI itu juga mengatakan bahwa aksi serupa juga sering dilakukan dan sejak aksi 411 dan 212 tahun lalu, menurutnya hal itu sah dilakukan.

"Ini di era demokrasi, di dunia sudah terjadi siklus demokrasi yang semakin hari semakin ketat, sah-sah saja selagi dia dapat menjaga kepentingan negara secara utuh," kata Oesman dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, tidak ada larangan untuk menyampaikan aspirasi, asalkan dilakukan sesuai dengan aturan. "Boleh saja orang menyampaikan aspirasi, tapi tentu dalam koridor-koridor yang betul-betul menjaga kepentingan negara secara utuh," lanjut dia.

Oesman juga meminta aparat keamanan untuk menjalankan tugasnya dengan baik. "Harus menjaga keamanan itu adalah tugas keamanan," tutup dia.

Sebelumnya, Ketua GNPF-MUI, Bachtiar Nasir mengajak peserta Aksi Simpatik 5 Mei (55) siap lapang dada dengan apapun hasil persidangan kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Siap menerima apapun keputusannya?," kata Bachtiar bertanya kepada peserta Aksi 55 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (5/5).

Dia mengatakan sudah seharusnya peserta aksi menerima apapun keputusan peradilan.

Jika nanti hasil persidangan tidak sesuai aspirasi peserta Aksi 55, kata dia, maka peradilan Allah SWT sejatinya paling adil. Siapapun harus siap menerima keputusan Allah kelak jika persidangan tidak memenuhi keadilan.

Dalam Aksi 55, Bachtiar meminta peserta untuk menjaga ketertiban, menjaga kebersihan dan menjaga perkataan.

Bachtiar juga meminta peserta aksi tidak melanggar ketertiban seperti dengan menembus batas-batas yang sudah dibuat aparat keamanan.

"Jangan sampai salah paham dengan aparat, jangan terobos. Itu ciri bangsa bermartabat," ucap dia.

Masjid Istiqlal, Jakarta sudah dipadati peserta Aksi Simpatik tanggal 5 Mei 2017 (55) yang memiliki agenda menuntut penegakan hukum dalam proses sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Pada Jumat (5/5/2017), massa berdatangan dari berbagai penjuru baik dari kawasan Jakarta maupun luar kota.

Baca juga artikel terkait AKSI 55 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto