tirto.id - Bayi yang baru lahir kadang mengalami kerak kepala atau cradle cap (dermatitis seboroik) di area kulit kepalanya, sehingga terlihat seperti bersisik kuning dengan sedikit ruam merah.
Kondisi ini dapat terjadi pada 7 dari 10 bayi lahir, sejak usia mereka dua hingga enam pekan. Namun orang tua disarankan untuk tidak panik karena kondisi tersebut tidak membahayakan.
Penyebab Cradle Cap atau Dermatitis Seboroik
Bayi yang mengalami cradle cap atau kerak kepala tidak akan menularkannya ke bayi atau orang lain. Penyebab kondisi ini belum dipastikan, namun bukan dari infeksi jamur serta alergi, Cleveland Clinic melansir.
Bayi juga tidak merasa gatal, sehingga orang tua tidak perlu menggaruk untuk membersihkan kerak terlalu keras. Hal ini juga bukan dipicu oleh buruknya higienitas atau kotornya kamar dan tempat bayi berada.
Disinyalir penyebab dari cradle cap adalah berlebihnya produksi kelenjar sebaceous yang menjadi penghasil minyak di kulit kepala bayi. Minyak yang melapisi kulit kepala bayi itu tidak membahayakan, karena dapat terlepas seiring proses pembersihan saat bayi mandi.
Mengapa bisa terjadi kelebihan produksi kelenjar sebaceous? Ilmuwan menduga bahwa itu terkait dengan perubahan level hormon saat kehamilan.
Bisa juga kombinasi dari berlebihnya produksi kelenjar minyak dan folikel rambut, serta adanya jamur (ragi) bernama Malassezia di kulit kepala bayi.
Tanda-tanda Bayi Mengalami Cradle Cap
Bayi yang mengalami kerak kepala akan terlihat dengan tanda-tanda seperti berikut, merujuk pada laman Kids Health:
- Kulit pada area lipatan (leher atau belakang telinga) tampak merah serta berminyak.
- Terdapat bercak kekuningan dan berminyak, seperti kerak ketombe di kulit kepala.
- Kulit kepala bersisik, namun mudah terkelupas.
- Bentuk sisik mirip dengan lilin yang licin berminyak saat dipegang.
Cara Merawat Bayi dengan Kondisi Cradle Cap
Para orang tua yang bayinya memiliki kondisi kerak kepala dapat merawat sendiri hingga lapisan minyak tersebut bersih. Namun tidak perlu memaksakan untuk mengerik kerak tersebut atau melepasnya dengan keras. Lakukan beberapa hal di bawah ini agar kondisi kerak kepala dapat berkurang:
- Ketika memandikan bayi, usap kepala bayi dengan lembut memakai air dan shampo, agar lapisan minyak menjadi lunak.
- Pijat area kulit kepala bayi memakai waslap dengan perlahan.
- Lalu sikat kulit kepala bayi dengan sikat rambut lembut, agar lapisan lemak itu lepas. Jika tidak ada, gunakan sikat gigi lembut.
- Keringkan kulit kepala bayi dengan handuk bersih.
- Hindari memberikan bedak pada kepala bayi, namun Anda dapat mengolesi dengan baby oil.
Laman Parents menulis, apabila terdapat kondisi mirip kerak kepala di area pemakaian popok, maka hubungi dokter. Terutama jika terlihat ada tanda infeksi seperti bayi tidak nyaman, ruam merah makin parah, mengeluarkan cairan serta tampak gatal.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari