tirto.id - Tahi lalat (nevi) adalah hal normal yang terjadi pada semua orang dan jenis umum dari pertumbuhan kulit. Tahi lalat sering muncul dalam bentuk bintik-bintik kecil berwarna coklat tua dan disebabkan oleh kelompok sel pembentuk pigmen (melanosit).
Dilansir dari laman Mayo Clinic, kebanyakan orang memiliki 10 hingga 40 tahi lalat yang muncul selama masa kanak-kanak dan remaja serta dapat berubah penampilan atau memudar seiring waktu.
Kebanyakan tahi lalat memang tidak berbahaya, namun, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Cabang Jakarta dr. Danang Triwahyudi Sp.KK(K) mengingatkan agar masyarakat mengenali ciri tahi lalat sehat dan yang mengindikasikan kanker kulit. Lantas apa saja ciri tahu lalat yang sehat dan normal?
Ciri tahi lalat yang sehat dan normal
1. Bentuknya simetris
Danang menjelaskan bahwa tahi lalat yang sehat dan normal biasanya memiliki bentuk yang simetris.
"Jadi sebetulnya kalau tahi lalat yang normal dan sehat bentuknya itu bagus dan simetris," kata Danang di Jakarta, seperti dilansir dari laman Antara.
2. Tahi lalat hanya memiliki satu warna
Danang juga menjelaskan, bahwa ciri lainnya dari tahi lalat yang sehat ialah warna yang timbul hanya satu warna.
3. Tidak ada keluhan pada tahi lalat
Menurut Danang, ciri tahi lalat yang sehat dan normal adalah tidak menimbulkan keluhan. Keluhan yang dimaksud seperti rasa gatal ataupun mudah terluka.
4. Tidak ada perubahan bentuk pada tahi lalat
Tahi lalat yang normal dan sehat seharusnya tidak mengalami perubahan bentuk, misalnya dari Anda lahir sudah ada dan tak ada perubahan hingga Anda dewasa.
"Biasanya tahi lalat yang sehat itu tidak akan berubah, misalnya seperti tahi lalat yang dari lahir sudah ada. Justru yang harus diperhatikan yang baru timbul di usia dewasa ketika 20-30 tahunan," kata Danang.
Danang mengingatkan jika ternyata tahi lalat yang Anda miliki tidak memiliki ciri-ciri seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka Anda harus mewaspadai.
Pada dasarnya tahi lalat tidak berbahaya, namun ketika ada keluhan seperti ditemukan bentuk tidak simetris, warna tahi lalat yang lebih dari dua hingga tiga warna, serta tepian tahi lalat yang tidak merata, kondisi itu dapat menjadi indikator dari kanker kulit.
Tahi lalat yang menjadi indikator kanker kulit pun cenderung mudah terluka terutama ketika terkena paparan radiasi sinar matahari yaitu UV A dan UV B.
"Ketika ada gejala-gejala seperti gatal, mudah terluka dan berdarah terutama dipicu sinar matahari itu wajib diwaspadai," ujar Danang.
Tentunya ketika sudah menemukan indikator tersebut, masyarakat direkomendasikan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit dan kelamin.
Dengan demikian kondisi itu dapat terdeteksi secara lebih jelas apakah sebuah indikator kanker kulit atau tidak.
Berdasarkan laporan dari Globocan 2020, kanker kulit kini menempati posisi peringkat ke-25 dari kanker yang menyebabkan kematian di Indonesia.
Editor: Iswara N Raditya