Menuju konten utama

Kepadatan Terjadi di Tol Jakarta-Bandung

Kepadatan terjadi di beberapa wilayah. Mulai dari Tol Jakarta-Bandung, berbagai kota di Jawa Timur ke arah Ngawi dan Bukittinggi, Sumatera Barat.

Kepadatan Terjadi di Tol Jakarta-Bandung
(ilustrasi) Pengendara memadati ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (23/6). ANTARA FOTO/Risky Andrianto.

tirto.id - Memasuki hari kedua Idul Fitri, akses tol dari Jakarta menuju Kota Bandung masih padat. Kepadatan ini mulai terlihat sejak memasuki tol Cawang hingga Bekasi Barat. Pengendara hanya bisa memacu kendaraannya dalam kecepatan di bawah 20 km/jam.

Arus mulai kembali normal saat memasuki kawasan Bekasi Timur. Namun pengendara hanya bisa memacu kendaraannya pada kecepatan 40 km saja. Selain itu, kepadatan kendaraan juga terjadi di tempat istirahat di km 19,7.

Antrian kendaraan yang hendak memasuki tempat istirahat pun terpaksa harus kembali keluar karena tempat parkir Rest Area tak mampu lagi menampung kendaraan. Alhasil beberapa kendaraan memilih menepi di pinggir jalur tol. Kemacetan terjadi hingga km 25. Kendaraan yang memadati ruas tol ini didominasi oleh kendaraan pribadi dengan plat nomor B. Selain itu ada juga bus antar kota antar provinsi yang menuju ke arah Bandung.

Untuk wilayah Jawa Timur, kepadatan diperkirakan akan terjadi mulai Selasa (27/6/2017). Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro, Jawa Timur memperkirakan "rest area" di Kantor Uji Kir Dishub akan dipenuhi warga arus balik dari berbagai kota di Jawa Timur ke arah Ngawi.

"Arus balik dari berbagai kota di Jawa Timur, baik kendaraan roda emapt mapun roda dua akan banyak yang beristirahat di 'rest area' disini mulai Selasa (27/62017)," kata Kepala Dishub Bojonegoro Iskandar, di lokasi "rest area" di Bojonegoro, seperti dikutip Antara, Senin (26/6/2017).

Menurutnya, arus mudik dari Jakarta dan kota besar lainnya termasuk dari Jawa Tengah ke arah Jawa Timur, yang melalui tol baru ternyata mengalami kemacetan di tol Jombang dan Mojokerto. Oleh karena itu, lanjut dia, pemudik yang melalui jalan tol itu, akan beralih melewati jalur jalan raya di wilayahnya yang masuk jalur alternatif III.

"Arus balik akan beristirahat di sini, sebab di sepanjang jalur jalan raya Gresik, Lamongan hanya ada pos pantau tidak ada rest area yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat," katanya, menegaskan.

Ia memperkirakan arus balik dari berbagai daerah di Jawa Timur, akan memanfaatkan rest area setempat sejak Selasa (27/6) sampai Sabtu (1/7/2017). "Kalau sekarang masih ada sisa arus mudik yang memanfaatkan rest area, tetapi jumlahnya tidak banyak," ucapnya, menambahkan.

Kepadatan arus lalu lintas di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat juga diperkirakan mulai H+2 Lebaran. Kepala Kepolisian Resor Kota Bukittinggi, AKBP Arly Jembar Jumhana di Bukittinggi, Senin mengatakan pada hari pertama lebaran arus lalu lintas sebenarnya sudah mulai padat.

"Kepadatan arus lalu lintas sebenarnya sudah mulai terlihat pada hari pertama lebaran, akan tetapi akan terus meningkat pada hari kedua dan seterusnya," katanya.

Ia menyebutkan orang yang berlebaran di Bukittinggi tidak hanya sekedar untuk bersilaturahim, tapi juga untuk berliburan. Menurutnya kepadatan arus lalu lintas juga diakibatkan faktor libur lebaran yang bertepatan dengan libur sekolah. "Lebaran saat ini juga bertepatan dengan libur sekolah sehingga diperkirakan kunjungan ke Bukittinggi untuk berwisata akan tinggi," ujarnya.

Ia menambahkan apabila nanti terjadi kepadatan pada beberapa ruas jalan di Kota Bukittinggi maka hal tersebut adalah hal yang wajar selama tidak terjadi kemacetan. "Jika nanti terjadi kepadatan arus di dalam kota hal tersebut adalah hal yang wajar, karena intensitas kendaraan yang meningkat dari biasanya," katanya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Bukittinggi, Erwin Umar mengatakan daerah tersebut siap menyambut libur lebaran dengan menjaga pelayanan bagi para wisatawan yang datang berkunjung.

Baca juga artikel terkait ARUS MUDIK atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora