tirto.id - Suhu dingin akhir-akhir ini dirasakan masyarakat di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kenapa suhu akhir-akhir ini dingin?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi (Staklim) Sleman Yogyakarta, suhu udara dingin pada musim kemarau ini disebabkan adanya pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering ke Asia melewati Indonesia atau disebut dengan monsoon dingin Australia.
Tutupan awan relatif sedikit dan pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terbuang dan hilang ke angkasa.
BMKG Staklim Jogja juga menjelaskan, kandungan air di dalam tanah menipis karena masuk musim kemarau, sedangkan kandungan uap air di udara juga rendah, dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara yang saat ini sedang terjadi.
Menurut BMKG, selama lima hari terakhir suhu udara di Jogja minimum berkisar 18 sampai 20 derajat celsius. Diprakirakan, kondisi ini akan berlangsung hingga Agustus mendatang.
Terkait dengan suhu udara yang terasa dingin pada pagi dan malam hari, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan kejadian suhu dingin itu diprakirakan akan normal sehingga tidak perlu dikhawatirkan masyarakat.
Menurut dia, kemunculan kabut pada pagi hari saat musim kemarau merupakan sesuatu yang wajar dan lazim terjadi saat musim kemarau serta kabut tersebut juga menambah dingin suhu udara.
"Oleh karena puncak musim kemarau di wilayah Cilacap, Banyumas dan sekitarnya diprakirakan akan berlangsung pada bulan Agustus, suhu udara minimum pada malam dan pagi hari diprakirakan akan bertambah dingin. Hal ini memberi indikasi bahwa kejadian suhu dingin ini masih akan berlangsung hingga akhir Agustus bahkan awal September 2020," katanya, seperti dikutip Antara News.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pengamatan di Stasiun Meterologi Tunggul Wulung dan Pos Pengamatan Cuaca Bandara Tunggul Wulung Cilacap, suhu udara minimum dalam beberapa hari terakhir tercatat berkisar 20,4 derajat Celcius hingga 24 derajat Celcius.
Menurut dia, suhu udara minimum 20,4 derajat Celcius tercatat di Pos Pengamatan Cuaca Bandara Tunggul Wulung pada tanggal 26 Juli 2020.
"Suhu 20,4 derajat Celcius yang tercatat di Pos Pengamatan Cuaca Bandara Tunggul Wulung Cilacap belum menyamai rekor suhu udara paling minimum yang terjadi di Cilacap selama kurun waktu 45 tahun."
"Sejarah atau data statistik suhu minimum yang terkumpul mulai tahun 1975 sampai dengan akhir Juli 2020 , suhu paling minimum di Cilacap pernah terjadi pada tanggal 14 Agustus 1994 yang tercatat 17,4 derajat Celsius, saat itu suhu maksimum hanya 25,8 derajat Celcius dan rata-ratanya 22,9 derajat Celcius," jelasnya.
Ia mengatakan untuk wilayah dataran tinggi atau pegunungan, suhu udara akan lebih dingin dari pada suhu di wilayah pesisir. "Bila tidak ada alat ukur, bisa menghitung dengan laju penurunan suhu 0,5 derajat Celcius per kenaikan 100 meter ketinggian tempat," katanya.
BMKG mengimbau warga agar lebih waspada terjadinya beberapa masalah kesehatan yang mungkin timbul karena suhu udara yang dingin, antara lain.
1. Waspada terjadinya kulit dan bibir menjadi kering.
2. Waspada terjadinya mimisan.
3. Jika paparan udara dingin terus berlangsung, maka dapat berpotensi menyebabkan penurunan suhu tubuh atau hipotermia.
Guna mengantisipasi masalah kesehatan yang mungkin timbul karena suhu udara dingin, BMKG Staklim Jogja mengimbau masyarakat agar melakukan beberapa pencegahan, berikut ini.
1. Menjaga imunitas tubuh dengan cara mencukupi kebutuhan cairan serta sebaiknya makan dan minum yang hangat.
2. Pada malam hari, sebaiknya gunakan selimut atau pakaian yang lebih tebal.
3. Suhu pendingin udara ruangan usahakan tidak terlalu rendah (suhu ruangan).
4. Gunakan krim atau pelembab kulit agar kulit tidak terlalu kering.
Editor: Agung DH