tirto.id - Albuminuria atau juga disebut proteinuria adalah tanda penyakit ginjal pada seseorang yang diidentifikasi dengan tingginya kadar albumin dalam air seni.
Melansir laman National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), albumin adalah protein yang ditemukan dalam darah. Ginjal yang sehat tidak membiarkan albumin berpindah dari darah ke dalam urin.
Sementara itu, ginjal yang rusak atau bermasalah akan membiarkan sebagian albumin masuk ke dalam urin. Semakin sedikit albumin dalam urin, akan semakin baik untuk kesehatan tubuh.
Tingkat albumin urin biasanya diuji teratur pada pasien penyakit ginjal untuk memonitor albumin urin. Kadar albumin urin yang tetap sama atau turun dapat berarti bahwa pengobatan yang dijalani pasien berhasil.
Pengobatan yang menurunkan kadar albumin urin dapat menurunkan kemungkinan penyakit ginjal berkembang menjadi gagal ginjal.
Gejala Albuminuria
WebMD menjelaskan bahwa kebanyakan orang yang mengalami albuminuria tidak akan melihat adanya gejala khusus, terutama pada kasus yang masih dini atau ringan. Seiring waktu, ketika kondisi semakin parah, penderita mungkin mengalami gejala-gejala berikut ini:
- Kencing berbusa atau berbuih.
- Pembengkakan (edema) di tangan, kaki, perut, dan wajah.
- Sering buang air kecil.
- Sesak napas.
- Kelelahan.
- Kehilangan nafsu makan.
- Sakit perut dan muntah.
- Kram otot di malam hari.
Penyebab Albuminuria
Albuminuria (proteinuria) disebabkan oleh kerusakan ginjal, khususnya bila kerusakan terjadi pada glomerulus (penyaring ginjal).
National Kidney Foundation melaporkan, pada beberapa kasus kerusakan ini bersifat sementara (kerusakan jangka pendek), sementara di lain kasus bersifat kronis (kerusakan jangka panjang).
Penyebab pasti kerusakan ginjal berbeda pada setiap orang dan bahkan mungkin disebabkan oleh akumulasi beberapa faktor. Beberapa penyebab albuminuria sementara (jangka pendek) yang paling umum meliputi:
- Dehidrasi (tidak minum cukup air).
- Olahraga intensitas tinggi.
- Demam dan atau infeksi.
- Eksaserbasi gagal jantung (kambuh).
- Diabetes (terutama jika gula darah lebih tinggi dari kisaran targe).
- Hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Penyakit jantung dan/atau gagal jantung.
- Penyakit glomerulus (seperti nefropati IgA, nefritis lupus, glomerulosklerosis. segmental fokal (FSGS), atau glomerulonefritis).
Inilah sebabnya mengapa pengujian ulang sangat penting untuk dilakukan guna membantu membedakan antara kerusakan ginjal kronis (jangka panjang) dan sementara (jangka pendek) pada ginjal.
Cara Mencegah Albuminuria
Cleveland Clinic memaparkan bahwa albuminuria tidak dapat dicegah, namun perubahan gaya hidup dapat menjadi cara untuk menghindari faktor penyebabnya, meliputi:
- Mengurangi konsumsi protein.
- Membatasi asupan garam, yang dapat menurunkan tekanan darah.
- Makan lebih banyak serat, yang dapat membantu mengurangi kolesterol dan mengatur gula darah.
- Berolahraga atau bergerak secara teratur. Usahakan untuk beraktivitas setidaknya dua jam setiap minggu.
- Memeriksa gula darah secara teratur.
- Berhenti merokok dan menggunakan tembakau.
- Menghindari obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) kecuali jika direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan. NSAID yang paling umum termasuk aspirin (Bayer®), ibuprofen (Advil®) dan naproxen (Aleve®).
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari