tirto.id - Hari ini, Kamis (25/5/2017) merupakan peringatan hari kenaikan Yesus Kristus. Momentum ini dapat menjadi kesempatan untuk mempertebal iman menghadapi berbagai tantangan mulai dari gejolak ekonomi global, terorisme, ideologi negara dan ajaran yang tampil dengan gaya wahabisme dan radikalisme.
"Apakah kita sudah bersikap dan perilaku sesuai dengan ajaran yang diimani seperti tidak memaksakan kehendak dan tidak menebarkan kekerasan mengatasnamakan apa dan siapapun untuk melukai orang lain," kata Pastur Arnold Bria Pr, dalam khotbah pada perayaan Kenaikan Yesus Kristus, di Kapela St Fransiskus Xaverius Naimata, Kupang.
Menurut pastor Ordo Projo di Keuskupan Agung Kupang ini, dalam iman Katolik, warga asing termasuk musuh atau teroris sekalipun tidak harus dilawan dengan kekuatan peralatan canggih.
Terhadap mereka (musuh, teroris atau siapapun yang melakukan kekerasan) harus dilawan dengan penegakan hukum positif dan dengan iman serta pendekatan yang humanis sebagaimana layaknya manusia biasa lainnya. Sikap ini juga sambil mengikuti dan mendengarkan apa sesungguhnya yang diinginkan dari gerakan atau perjuangan itu.
"Dengan iman yang kokoh dan nurani serta moralitas yang bermartabat mestinya kita yakin bahwa apapun propaganda yang dilakukan gerakan-gerakan radikal itu tidak akan melunturkan keyakinan yang dimiliki sampai kapan dan dimanapun," kata Pastur Arnold seperti diwartakan Antara.
Ia mengatakan sebenarnya tidak ada yang menarik dari paham radikalisme, terorisme, bahkan gerakan sangat ekstrem kanan yang brutal. Namun, karena dibuat menarik melalui pemberitaan dan media sosial yang masif, para oknum seperti mendapatkan dukungan publik sehingga leluasa merencanakan dan melakukan kekerasan.
"Selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, paham yang mendapat penolakan dari seluruh rakyat Indonesia itu tidak ada yang menarik apalagi sangat tidak membawa keuntungan dalam hidup berbangsa dan bermasyarakat," katanya.
Dalam konteks hari raya Kenaikan Yesus Kristus yang dirayakan semua umat Kristiani di seluruh dunia perlu dimaknai lebih jauh dan bukti dari sejarah bahwa Dia memberikan harapan suatu akan suatu kehidupan yang kekal yang disediakan Allah bagi manusia.
Sebagai pengikut Kristus hendaknya dapat membagikan kasih itu dengan melakukan hal-hal benar, baik dan dapat menjadi teladan dalam sikap dan perbuatan sehari-hari.
Pastur Arnold menerangkan, Yesus selama ada di dalam dunia dalam pelayanan-Nya sangat peduli dengan orang-orang yang lemah, miskin dan sakit.
Karena itu ketika Ia berjumlah dengan orang-orang itu, Yesus selalu mengulurkan tangan-Nya dan membantu, termasuk menyebuhkan mereka dari setiap sakit penyakit.
Demikian pula, umat Kristiani juga harus memiliki kepudulian, simpati, dan empati yang besar kepada sesama, demikian yang diungkapkan Pastur Arnold.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari