Menuju konten utama

Kemristekdikti Beri Pelatihan Bahasa Inggris ke Dosen

Salah satu penyebab utama yang membuat dosen di Indonesia sering gagal mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri adalah lemahnya penguasaan bahasa Inggris mereka. Untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada para dosen.

Kemristekdikti Beri Pelatihan Bahasa Inggris ke Dosen
(Ilustrasi) Belajar Bahasa Inggris. [foto/shutterstock]

tirto.id - Salah satu penyebab utama yang membuat dosen di Indonesia sering gagal mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri adalah lemahnya penguasaan bahasa Inggris mereka. Untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada para dosen.

Pelatihan tersebut dimulai sejak akhir Oktober dan dihelat di sejumlah perguruan tinggi, seperti Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Indonesia.

"Untuk tahap awal, kami berikan beasiswa kepada 150 dosen perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Air. Mereka akan mendapatkan pelatihan selama tiga bulan," jelas Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Selasa (1/11/2016) seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Melalui pelatihan itu, Ali berharap penguasaan bahasa asing para dosen akan meningkat secara signifikan sehingga lebih mudah mendapatkan beasiswa pascasarjana maupun doktor di luar negeri.

"Tujuannya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan keterampilan menulis para dosen yang diukur dari naiknya nilai IELTS dan TOEFL," ungkap Ali.

Selama ini menurut Ali para dosen belum mampu menguasai dan menggunakannya dengan baik. Salah satu contoh lemahnya penguasaan bahasa asing para dosen adalah tidak terpenuhinya kuota dari Beasiswa untuk Dosen Indonesia (BUDI) Luar Negeri yang pada tahun ini sebanyak 300 beasiswa.

"Jumlah dosen yang mendapatkan beasiswa BUDI LN baru 167 dosen. Untuk itu, kami buka kembali untuk 130 dosen," katanya.

Hal itu juga diamini oleh Manajer Australian Technology Network (ATN) untuk Indonesia, Josephine Ratna. Ia menjelaskan bahwa para dosen lemah dalam kemampuan menulis sehingga banyak yang tidak lolos dalam proses seleksi.

"Jangankan untuk penulisan riset, sekadar untuk penulisan lamaran pendidikan untuk masuk perguruan tinggi dalam bahasa Inggris saja, banyak yang tidak memenuhi syarat," kata Ratna.

Sementara itu, untuk beasiswa tujuan dalam negeri sendiri ada sebanyak 2.827 dosen dari berbagai perguruan tinggi menerima Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) Dalam Negeri (DN). Mereka semua akan belajar di 50 perguruan tinggi negeri dan sembilan perguruan tinggi swasta.

Baca juga artikel terkait KEMRISTEKDIKTI atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh