tirto.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dalam menghadapi berita atau informasi yang belum jelas kebenarannya, alias hoax. Hal tersebut disampaikan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo, Rosarita Niken Widiastuti, dalam acara safari edukasi dan literasi digital di Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Seperti dilaporkan Antara dalam keterangan pers yang diterima Minggu (29/10/2017), Rosarita Niken Widiastuti meminta kepada masyarakat untuk memilah dan memilih informasi yang beredar, termasuk melalui media sosial yang memang sedang sangat marak.
Niken menambahkan, masyarakat perlu waspada terhadap konten yang tersebar melalui media sosial jika banyak mengandung ujaran kebencian, fitnah, hasutan, provokasi yang berpotensi memecah-belah dan mengadu domba.
Informasi yang bersifat provokatif dan berpotensi mengadu-domba masyarakat itu jangan disebarkan-luaskan. Informasi yang tidak benar atau hoax berpotensi merusak semangat kebhinekaan. Namun, lanjut Niken, apabila informasi itu bersifat positif, bisa diteruskan kepada publik.
Niken mengajak kepada masyarakat untuk memproduksi konten informasi yang positif dan melawan berita bohong. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mencerahkan masyarakat dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat Cikajang, terutama generasi muda, diiimbau berpedoman kepada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam menggunakan media sosial. Masyarakat yang berinteraksi melalui media sosial wajib memperkokoh kerukunan baik intern umat beragama, antara umat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.
Safari Edukasi dan Literasi Digital yang digelar Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo di Cikajang, Garut, itu dihelat pada Sabtu (28/10/2017). Malam harinya, dilangsungkan Pergelaran wayang golek dengan tema “Pancasila dan Kebhinekaan” yang dibawakan oleh dalang Dadan Sunandar Sunarya dan disaksikan sekitar 6.000 orang.